Reporter: Nadya Zahira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Pensiun Bank Mandiri (DPBM) melaporkan bahwa Surat Berharga Negara (SBN) menjadi instrumen investasi yang dominan dalam portofolio mereka.
Abdul Hadie, Direktur DPBM, menyampaikan bahwa pada semester I-2024, total nilai investasi mencapai Rp 10,19 triliun, dengan porsi terbesar diinstrumen SBN sebesar 46,33%.
Hadie menjelaskan bahwa sejak awal tahun, SBN tetap menjadi komponen utama dalam portofolio investasi DPBM. Selain SBN, alokasi investasi terbesar berikutnya adalah Obligasi Korporasi, yang mencakup Rp 3,11 triliun atau 31,22% dari total investasi pada semester I-2024.
Meski DPBM juga berinvestasi di instrumen saham, nilainya relatif kecil, hanya sebesar Rp 218 miliar atau 2,19% dari total investasi. Hadie mengungkapkan bahwa nilai investasi di saham menurun 17,42% pada semester I-2024 dibandingkan Desember 2023, dan turun 37,79% dibandingkan Juni 2023.
Baca Juga: Sejumlah Dana Pensiun Catat Pertumbuhan Aset pada Semester I-2024
Penurunan investasi pada saham dilakukan karena return dari saham dalam beberapa tahun terakhir sangat fluktuatif dan secara rata-rata lebih rendah dibandingkan instrumen pendapatan tetap.
Hadie menjelaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi rebalancing portofolio untuk mengurangi dampak risiko volatilitas pasar dan memastikan pertumbuhan hasil investasi yang berkelanjutan.
Ke depan, DPBM tetap akan berinvestasi di saham, namun dengan alokasi yang disesuaikan dengan prospek investasi dan risiko yang terukur. Hadie menekankan bahwa instrumen berisiko seperti saham harus didasarkan pada analisis mendalam dan pemahaman menyeluruh tentang berbagai faktor yang mempengaruhi pasar serta profil risiko peserta.
Pengelola dana pensiun juga harus terus memantau kondisi pasar, mengevaluasi kebijakan investasi, dan memastikan alokasi aset tetap sesuai dengan tujuan jangka panjang serta kebutuhan penerima manfaat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News