kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Total pinjaaman fintech di luar Jawa mencapai Rp 5,79 triliun hingga Mei 2019


Kamis, 18 Juli 2019 / 19:42 WIB
Total pinjaaman fintech di luar Jawa mencapai Rp 5,79 triliun hingga Mei 2019


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai pinjaman fintech di luar pulau Jawa terus meningkat sejak awal tahun. Dari awal tahun sampai bulan Mei 2019, total pinjaman fintech di luar Jawa meningkat Rp 2,23 triliun menjadi senilai Rp 5,79 triliun.

Meski bertambah besar, namun jumlah tersebut masih terbilang mini bila dibandingkan dengan total pinjaman fintech di Pulau Jawa hingga Mei 2019 yang mencapai Rp 35,2 triliun.

Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Tumbur Pardede mengatakan, di awal-awal beroperasi, umumnya perusahaan fintech membatasi area cakupannya sebatas daerah domisili kantor dan/atau kota besar yang masyarakatnya lebih intens menggunakan gadget dan internet. Jadi sebagian besar cakupannya masih di Pulau Jawa.

“Saat ini dari jumlah 113 penyelenggara P2P lending, mayoritas berdomisili kantor di pulau Jawa khususnya di Jakarta. Oleh karena berbasis aplikasi, maka perusahaan mengandalkan teknologi untuk penilaian kelayakan nasabah dan tanpa fisik kantor cabang,” ujar Tumbur kepada Kontan.co.id, Kamis (18/7).

Sementara khusus untuk fintech lending di sektor produktif, biasanya masih menggabungkan antara teknologi aplikasi dan SDM sebagai mitra atau agen di daerah sebagai kepanjangtanganan penyelenggara di daerah dan untuk hal ini memerlukan proses waktu.

Namun, AFPI meyakini potensi penyaluran pinjaman secara nasional dan akan berupaya memperluas cakupan area sesuai dengan strategi perusahaan masing-masing. Terbukti sudah mulai banyak fintech berekspansi sampai ke daerah Timur Indonesia.

“Sangat berpotensi sekali. Hanya memang perlu strategi khusus oleh karena biaya operasional yang lebih besar untuk cakupan di luar pulau Jawa,”katanya.

Salah satu fintech yang sudah memperluas jangkauan layanan di luar pulau Jawa yakni Dana Laut. Hingga saat ini, Dana Laut sudah menyalurkan pinjaman hingga Sulawesi dan Maluku Tenggara.

“Namun untuk total penyaluran pinjaman kami saat ini masih dominan di Pulau Jawa sebesar 65%,” kata Chief Operating Officer (COO) Danalaut Ilham Novtenli kepada Kontan.co.id, Kamis (18/7).

Dana Laut sendiri menargetkan tahun ini total penyaluran pinjaman hingga Rp 50 miliar. Strateginya, Dana Laut akan memperluas pasar ke daerah penghasil rumput laut dan garam seperti Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan.

Selanjutnya, Dana Laut akan menjangkau lender atau pemberi pinjaman yang berbentuk lembaga. Rencananya Dana Laut akan meluncurkan JaringLaut, marketplace untuk produk kelautan. Nantinya koperasi-koperasi akan terhubung dengan buyer dari eksportir dan industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×