kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   -5.000   -0,33%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

Transaksi Cashless Meningkat, Perbankan Harap Tarik Tunai di ATM Terus Turun


Jumat, 29 November 2024 / 19:55 WIB
Transaksi Cashless Meningkat, Perbankan Harap Tarik Tunai di ATM Terus Turun
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di salah satu ATM bank Himabara di Jakarta, Senin (16/10/2023). Pesatnya perkembangan layanan digital perbankan telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan transaksi nirtunai.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pesatnya perkembangan layanan digital perbankan dalam mempermudah transaksi keuangan, telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan transaksi nirtunai, dan meminimalisir penggunaan uang tunai fisik. 

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), volume transaksi tarik tunai melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri) per September 2024 tercatat mencapai 376,14 juta transaksi turun 7,73% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu 407,66 juta transaksi

Adapun nilai transaksi tarik tunai mencapai Rp 350,94 triliun per September 2024, menurun 6,11% yoy dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 373,77 triliun.

Baca Juga: Pamor ATM Makin Turun, Perbankan Pilih Optimalkan Layanan

Sejalan dengan itu, jumlah kartu meningkat menjadi 310,49 juta per September 2024, meningkat 10,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 281,35 juta kartu.

Sejumlah bankir juga membenarkan adanya penurunan transaksi tarik tunai melalui ATM.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya, yang mencatatkan penurunan transaksi tarik tunai di ATM 9% yoy per September 2024. 

Head of Division Retail Digital Product and Partnership BNI, Mesah Roni Ginting menyatakan, penurunan ini didorong oleh meningkatnya adopsi budaya cashless di masyarakat, seiring dengan perkembangan layanan digital banking yang memudahkan transaksi non-tunai pada channel digital. 

Baca Juga: Cashless Makin Tinggi, Begini Strategi Perbankan Hadapi Penyusutan Transaksi ATM

Alhasil, justru transaksi digital BNI melalui aplikasi mobile banking wondr by BNI mengalami peningkatan 150% yoy pada Oktober 2024. Peningkatan ini utamanya ditopang pertumbuhan transaksi pembayaran menggunakan QRIS yang meningkat 208% yoy.

Meski demikian, Mesah Roni menyebut kebutuhan akan transaksi tarik tunai tetap memiliki pangsa pasar tersendiri, terutama di kalangan masyarakat yang masih bergantung pada uang tunai untuk kebutuhan sehari-hari atau di wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau layanan digital. 

Di sisi lain, menjelang akhir tahun, terutama pada momen Natal dan Tahun Baru, Mesah Roni mengatakan ada potensi peningkatan transaksi tarik tunai oleh masyarakat untuk keperluan liburan, belanja, serta persiapan menghadapi tahun baru. 

Baca Juga: Bank Mandiri Masuk Peringkat Perusahaan Terbaik di Dunia versi Majalah TIME

Untuk itu, BNI telah mengambil langkah antisipasi dengan memastikan ketersediaan dana di ATM, pemeliharaan mesin yang optimal, serta koordinasi dengan tim operasional untuk memastikan layanan tetap berjalan lancar selama periode tersebut.

"Kami terus memantau tren ini dengan memastikan jaringan ATM tetap relevan dan mampu memberikan layanan optimal bagi nasabah. Kami memproyeksikan akan terdapat peningkatan frekuensi transaksi tarik tunai sekitar 5%-10% di akhir tahun seperti pada tahun sebelumnya sebesar 7%," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (29/11).

Saat ini, BNI mengoperasikan sekitar 13.390 mesin ATM dan CRM yang tersebar di seluruh Indonesia, mencakup area perkotaan hingga daerah-daerah pelosok.

BNI juga bersinergi dengan bank pelat merah lainnya melalui Program ATM Link sehingga tetap memberikan kemudahan akses transaksi bagi nasabah di area yang memerlukan layanan tunai serta optimalisasi CRM untuk kemudahan setor tunai bagi nasabah BNI.

Baca Juga: BSI Hadirkan Layanan Weekend Banking di 504 Kantor Cabang Selama September 2024

Lain halnya dengan PT Bank Mandiri Tbk yang masih mencatatkan peningkatan transaksi tarik tunai di ATM Bank Mandiri sebesar 4% sampai saat ini. 

SVP Credit Cards Group Bank Mandiri, Erin Young, menyatakan, transaksi Tarik Tunai tersebut masih tumbuh walaupun dibarengi dengan meningkatnya adopsi budaya cashless dan layanan digital seperti mobile banking melalui Livin by Mandiri.

 "Proyeksi transaksi tarik tunai di ATM Bank Mandiri menjelang akhir tahun, terutama pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 4% sampai 5%," ungkap Erin kepada Koontan, Jumat (29/10).

Erin menyebut faktor utama yang memengaruhi adalah peningkatan kebutuhan uang tunai untuk liburan, aktivitas belanja, dan pembagian THR bagi karyawan yang merayakan Natal. 

Baca Juga: Bank Raya Dirikan Agen Laku Pandai dan Perluas Akses Tarik Tunai Tanpa Kartu

Bank Mandiri saat ini mengelola kurang lebih 13.000 ATM/CRM. Dengan jumlah tersebut, ke depan Bank mandiri akan fokus untuk me-manage populasi yang ada dengan melakukan peremajaan terhadap mesin-mesin ATM menjadi ATM setor tarik atau Cash Recycling Machines (CRM), yang dapat melayani lebih banyak kebutuhan nasabah, termasuk setoran dan tarik tunai sekaligus.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga masih mengalami peningkatan transaksi tarik tunai di ATM BTN, yakni tumbuh sekitar 2% sampai 5% yoy per Oktober 2024. 

SEVP Digital Business BTN, Thomas Wahyudi menyatakan, meski pesatnya perkembangan cashless society, pihaknya melihat tren transaksi ATM BTN masih terjaga pertumbuhannya. Di satu sisi transaksi digital di mobile banking BTN mengalami pertumbuhan signifikan hingga mencapai lebih dari 150% yoy, baik dari sisi jumlah transaksi maupun nominalnya. 

Meski demikian, fasilitas ATM BTN tetap menjadi salah satu kanal penting yang disediakan BTN untuk memenuhi kebutuhan nasabah untuk transaksi yang masih memerlukan uang tunai. Untuk itu, BTN memastikan bahwa jaringan ATM beroperasi optimal untuk memberikan layanan perbankan yang lengkap bagi nasabah dan masyarakat.

Baca Juga: Transaksi Tarik Tunai Menggunakan Kartu Kredit di Sejumlah Perbankan Terus Tumbuh

BTN memproyeksikan transaksi tarik tunai di ATM hingga akhir tahun 2024 akan mengalami lonjakan pada momen Natal dan Tahun Baru yakni hingga 5%-10% dibandingkan dengan rata-rata transaksi bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan tunai untuk keperluan belanja, perjalanan, dan perayaan liburan.

Saat ini, BTN mengoperasikan lebih dari 2.000 mesin ATM/CRM yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yang di mana penempatannya kami prioritaskan di daerah bisnis yang memerlukan layanan cash 24 jam. 

"Kami terus memantau kebutuhan nasabah dan telah menyiapkan langkah-langkah untuk memastikan ketersediaan uang tunai di ATM BTN yang berada di lokasi strategis, terutama yang berdekatan dengan area perbelanjaan dan destinasi wisata," ungkap Thomas.

Selanjutnya: Harga Komoditas Energi Diproyeksi Lemah di Kuartal I-2025

Menarik Dibaca: Chandra Asri Pasific Kolaborasi dengan Rumah Atsiri dalam Circle of Beauty 3.0

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×