CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Transaksi Elektronik Capai 95%, Bank Syariah akan Perkuat Transaksi Digital di 2023


Minggu, 29 Januari 2023 / 12:29 WIB
Transaksi Elektronik Capai 95%, Bank Syariah akan Perkuat Transaksi Digital di 2023
ILUSTRASI. Transaksi digital dari berbagai platform menjadi sebuah kebutuhan.ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/aww.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam amanah Undang-undang (UU) Nomor 4 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), pengaturan terhadap perbankan dan perbankan syariah bertujuan untuk mempercepat proses konsolidasi dan diharapkan perbankan Indonesia semakin berdaya saing.

Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi menyampaikan, UU P2SK juga memperkuat beberapa pengaturan. Pertama, terkait bank digital dan pemanfaatan teknologi informasi oleh perbankan.

“Kedua, memperkuat peran Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dalam menggerakkan perekonomian daerah dan mendukung pengembangan UMKM, serta memperluas cakupan kegiatan usaha perbankan (syariah) untuk menggerakkan ekonomi nasional,” ujarnya di sela-sela Seminar dan Muskernas Asbisindo di Batam, Sabtu (28/1).

Baca Juga: Asbisindo Optimistis Kinerja Perbankan Syariah Tumbuh Double Digit di 2023

Hery menekankan, kondisi pasca pandemi memberikan dampak positif di antaranya perilaku masyarakat yang mulai shifting dan beralih ke digital untuk aktivitas ekonomi. 

Menurutnya, transaksi digital dari berbagai platform menjadi sebuah kebutuhan.

“Ini mendorong e-channel bank-bank syariah untuk mampu bersaing dan kolaborasi dengan berbagai platform transaksi digital, guna menunjang sistem pembayaran yang makin cepat dan efisien,” terangnya.

Hery yang juga menjabat Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengatakan, transaksi keuangan melalui elektronik channel saat ini rata-rata di atas 95%, dan hanya sekitar 5% melalui kanal konvensional.

“Penelitian Bank Indonesia selama masa pandemi menunjukkan kenaikan 21 juta transaksi e-channel di seluruh Indonesia, di mana 72% user baru berasal dari kota-kota sub urban,” katanya.

Menurutnya, perubahan perilaku konsumen ini menjadi pekerjaan besar Bank Syariah Indonesia untuk membangun sistem hybrid layanan syariah sehingga nasabah dapat mengakses BSI di manapun dan kapanpun.

Baca Juga: Perbankan Berhati-hati Menerbitkan Obligasi, Ada Dua Pertimbangan Penting

“Untuk itu, diperlukan super apps dengan engine yang tepat sehingga mampu menjangkau nasabah di seluruh Indonesia dan di mancanegara ke depannya,” tandasnya.

Hery menambahkan, untuk meraih kinerja bisnis yang tumbuh, seimbang dan berkelanjutan, Bank Syariah Indonesia khususnya, pada tahun ini akan terus mendorong penetrasi dan inklusi pertumbuhan bisnis.

“Di antaranya melalui optimalisasi BSI Mobile, bisnis model yang mampu menjangkau seluruh segmen dan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkualitas serta berkelanjutan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×