Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan transaksi uang elektronik berbasis kartu mengalami peningkatan cukup baik dalam beberap bulan terakhir meskipun pembatasan kegitan sosial masih dilakukan secara ketat.
Tahun ini, transaksinya diperkirakan akan lebih baik dari tahun lalu seiring dengan berbagai langkah penanggulangan Covid-19 yang dijalankan pemerintah.
Kartu uang elektronik juga bakal semakin berkontribusi terhadap pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) ke depan.
Selain ditopang peningkatan transaksi, Bank Indonesia (BI) akan memberlakukan biaya administrasi kepada merchant (merchant discount rate/MDR) atas transaksi pembayaran menggunakan uang elektronik sebesar 0,5% dari transaksi mulai 1 Maret 2021.
Baca Juga: Ramai dibahas fenomena Mr Hu, seller asal China yang jual barang dengan harga murah
PT Bank Mandiri Tbk salah satu yang mencatatkan tren pertumbuhan uang elektronik kartu. Tren transaksi e-Money per Januari 2020 tumbuh 12% secara year on year (YoY) meskipun di awal tahun mulai dijalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang ketat.
"Frekuensi transaksi selama bulan Januari tercatat mencapai lebih dari 70 juta transaksi dengan volume lebih dari Rp 1 triliun," kata Thomas Wahyudi, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri pada Kontan.co.id, Senin (22/2).
Tahun 2021, Bank Mandiri menargetkan transaksi e-Money tumbuh 10% dari tahun lalu sejalan dengan peningkatan kegiatan perekonomian sehubungan dengan berbagai penanggulangan pandemi Covid-19 yang sedang dilakukan. Sementara frekuensi transaksi tahun lalu hampir mencapai 900 juat dengan volume Rp 14 triliun.
Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut hingga akhir tahun, Bank Mandiri menjalankan berbagai strategi seperti terus memperluas acceptance e-money, menyediakan sarana isi ulang, membangun cashless society, meningkatkan produksi kartu, memudahkan akses pembelian kartu untuk customer, edukasi, hingga menghadirkan e-money dengan tampilan desain khusus yang menarik.
Selain itu, perseroan juga bekerjasama dengan merchant retail offline dan merchant lainnya untuk melakukan program bersama seperti program penjualan kartu dan program top up e-money melalui platform online.
Sementara rencana perberlakuan biaya MDR untuk transaksi uang elektronik disambut baik Bank Mandiri. Thomas bilang, itu tentunya akan jadi dasar yang jelas bagi bank dan partner dalam menjalankan kerja sama. Hanya saja, ia tidak menjelaskan seberapa besar kontribusinya menjadi FBI perseroan.
Tahun lalu, e-Money hanya menyumbang sekitar 3% terhadap total FBI Bank Mandiri dari e-channel. Padahal, cost yang harus ditanggung dalam penyelenggaraan ekosistem uang elektronik ini cukup besar.
Adapun PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan transaksi Flazzz pada Desember 2020 tumbuh 10% dari bulan sebelumnya. Adapun total transaksinya mencapai 43 juta. Hera F. Haryn EVP Secretariat & Corporate Communication BCA mengatakan, peningkatan terutama berasal dari sektor transportasi.
Baca Juga: Survei Sharing Vision: Gopay, OVO, Shopeepay paling banyak digunakan
Total jumlah uang elektronik Flazz BCA yang beredar saat ini tercatat sebesar 18,2 juta kartu. BCA akan terus melakukan upaya untuk mendorong peningkatan transaksi uang elektronik berbasis cip ini.
Inovasi anyar yang dilakukan adalah top up saldo kini sudah bisa dilakukan lewat gadget "Kartu Flazz berlogo baru, kini sudah hadir dengan fitur yang semakin mudah top up lewat mobile banking. Tinggal tempelkan di bagian NFC handphone Anda," kata Hera.
Namun, Hera tidak menyebutkan berapa target pertumbuhan transaksi kartu tahun ini. Kartu ini bisa digunakan untuk melakukan pembayaran tol, transaksi food and beverage, minimarket, supermarket, hipermarket, SPBU, parkir, toko buku, tempat rekreasi, transportasi umum dan lain-lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News