Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan non bunga atau fee based income berbasis komisi dari layanan digital menjadi salah satu faktor pendorong kinerja perbankan di paruh pertama tahun ini. Sejumlah bank besar bahkan meraup pendapatan yang tinggi seiring dengan transaksi yang meningkat.
Ambil contoh PT Bank Central Asia Tbk (BCA), sebagai bank yang memiliki nasabah pengguna mobile banking dan internet banking sebanyak 31 juta orang, tentunya mendulang pendapatan komisi dari transaksi nasabahnya.
EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F Haryn mengatakan, Pertumbuhan transaksi di kanal digital berkontribusi positif terhadap kenaikan pendapatan non bunga.
Pada semester I-2024, pendapatan non bunga BCA naik 12,1% YoY menjadi Rp 12,4 triliun, ditopang pendapatan fee dan komisi yang tumbuh 8,0% YoY menjadi Rp 9,1 triliun.
Baca Juga: Bank Panen Pendapatan Non Bunga dari Bisnis Kartu Kredit
Peningkatan pendapatan tersebut seiring dengan total frekuensi transaksi BCA yang naik 21% YoY mencapai 17 miliar transaksi pada semester I 2024. Jumlah transaksi ini meningkat 4 kali lipat dalam 5 tahun terakhir.
Khusus di kanal digital, frekuensi transaksi mobile dan internet banking mencapai 14,8 miliar transaksi, naik 24% YoY. Adapun nilai transaksi mobile dan internet banking mencapai Rp 13.265 triliun, tumbuh 12% YoY pada semester I-2024.
Hera menyebut pihaknya memproyeksikan transaksi melalui mobile dan internet banking BCA akan terus tumbuh, didorong oleh kemudahan pembukaan rekening BCA melalui mobile banking.
“Hal ini diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan CASA dan fee based income perseroan hingga akhir tahun. BCA berfokus,” ungkap Hera kepada Kontan.
BCA berkomitmen terus menyediakan produk serta layanan yang menjawab berbagai kebutuhan nasabah melalui myBCA, seperti transaksi, investasi, dan mengatur arus kas hingga pengajuan paylater dan pelunasan cicilan kartu kredit.
Senada, pendapatan non bunga dari fee dan komisi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga meningkat pada paruh semester I-2024.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi mengatakan, hingga akhir kuartal II 2024, fee based income yang berhasil dihimpun BRI sebesar Rp 11,3 triliun.
“Transaksi digital mendominasi fee based income BRI, dimana porsinya mencapai 40%, dengan pertumbuhan 14,4% secara yoy,” ungkap Hendy kepada Kontan.
Lebih lanjut, Hendy merinci 99% transaksi nasabah BRI dilakukan melalui kanal dan layanan digital. Ini artinya transaksi konvensional di BRI hanya berkisar kurang dari 1%.
Di sisi lain, layanan digital banking yang diberikan BRI bukan hanya melalui aplikasi mobile banking BRIMO, namun juga melalui ATM, EDC, dan layanan e-channel lainnya. Tentunya hal tersebut juga berkontribusi pada pendapatan berbasis komisi BRI atas transaksi yang dilakukan nasabah.
Berdasarkan laporan presentasi BRI, total pengguna aplikasi BRIMO per Juni 2024 sebanyak 35,2 juta, jumlah ini naik 26,6% yoy. Adapun frekuensi transaksi meningkat 46,1% yoy dengan jumlah sebanyak 2 miliar transaksi, dengan volume transaksi sebesar Rp 2.574,9 triliun, meningkat 35,8% yoy.
“Ke depan BRI optimistis pertumbuhan pendapatan dari transaksi digital hingga akhir tahun dapat mencapai double digit secara tahunan,” ungkap Hendy.
Baca Juga: Kredit Bank Neo Turun 10% di Semeter I Tahun 2024
Sementara itu Corporate Secretary Bank Mandiri, Teuku Ali Usman mengatakan, layanan digital Bank Mandiri berhasil mencatatkan kenaikan fee based income hingga 20% yoy di semester I-2024.
Jika melihat laporan presentasi perseroan, Bank Mandiri mencatat total pendapatan fee based income dari segmen digital tercatat sebesar Rp 3,26 triliun pada semester I-2024, naik 14,8% yoy. Pertumbuhan tersebut berasal dari kontribusi komisi dari layanan e-channel, aplikasi Livin dan Kopra by Mandiri.
“Hal ini menunjukkan tren kenaikan yang signifikan dari penggunaan e-channel di Bank Mandiri. Saat ini, transaksi digital nasabah di Bank Mandiri sudah mencapai lebih dari 95% secara year to date (YTD) dari total keseluruhan transaksi di Bank Mandiri,” ungkap Ali kepada Kontan.
Ali menyebut, hingga akhir tahun 2024, pertumbuhan pendapatan dari transaksi digital Bank Mandiri diharapkan dapat meningkat hingga 20% yoy dengan meningkatkan inisiasi program khusus nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News