Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren suku bunga yang masih tinggi, transaksi pasar uang antar perbankan (PUAB) nyatanya tetap ramai di awal tahun 2024.
Berdasarkan data Lembaga penjamin simpanan (LPS), sepanjang Januari 2024, volume rata-rata harian (RRH) transaksi PUAB Rupiah overnight mencapai Rp 12,41 triliun dengan suku bunga IndOnia tercatat di level 5,81%. Secara volume, posisi PUAB tersebut sedikit meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mencapai Rp11,54 triliun dengan suku bunga rata-rata di level 5,88%.
"Perkembangan volume transaksi PUAB yang relatif stabil dipengaruhi oleh kondisi likuiditas yang masih longgar dan langkah stabilisasi yang ditembuh bank sentral," tulis laporan BI, dikutip Kamis (7/3).
Baca Juga: Dana Simpanan Nasabah Tajir Semakin Tambun
Pada periode yang sama, volume rata-rata harian transaksi PUAB valas overnight mencapai US$ 161 juta dengan suku bunga rata-rata berada di level 5,33%. Volume rata-rata harian PUAB meningkat dibanding posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 148 juta dengan suku bunga 5,37%.
LPS pun memperkirakan, volume aktivitas PUAB akan terus tumbuh positif dipengaruhi peningkatan kebutuhan likuiditas bank untuk penyaluran kredit yang meningkat dan aktivitas nasabah. Suku bunga PUAB Rupiah juga diperkirakan akan stabil dalam kisaran yang sempit sejalan arah kebijakan suku bunga acuan BI-Rate.
Sementara itu ruang kenaikan suku bunga PUAB valas juga relatif terbatas di tengah suku bunga kebijakan offshore yang telah mencapai terminal rate. Bank Indonesia akan terus berupaya menjaga level likuiditas dan suku bunga termasuk akses perbankan dalam hal terjadi peningkatan kebutuhan penyaluran kredit.
Peningkatan pun dirasakan sejumlah bank seperti, transaksi PUAB di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang sepanjang tahun 2024 masih dalam tren meningkat dibandingkan tahun 2023, dimana secara Year on Year (YoY) Volume Transaksi PUAB BRI mengalami peningkatan sebesar 34% dan Frekuensi Transaksi PUAB BRI tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 15,6%.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menyebut, tren transaksi PUAB Bank saat ini di market tetap ramai dan dalam tren meningkat, seiring dengan kondisi kebutuhan likuiditas perbankan terutama untuk aktivitas penopang penyaluran kredit.
"Tren ke depan transaksi PUAB diproyeksikan tetap dalam tren meningkat seperti tren yang tercatat di sepanjang tahun 2023," kata Hendy kepada kontan.co.id, Kamis (7/3).
Menurut Hendy, Bank Indonesia, Kementerian keuangan , OJK dan pelaku pasar saat ini terus bersinergi dalam pengembangan pasar keuangan nasional, melalui transaksi Repo.
Transaksi repo merupakan salah satu inisiatif dalam Blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU 2025) Bank Indonesia untuk membangun pasar uang yang modern dan maju di era digital.
"Diharapkan ke depannya dalam pengelolaan likuiditas bank tidak hanya mengoptimalkan melalu transaksi PUAB saja, tapi juga dengan melalui transaksi Repo," ucap Hendy.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn juga menyampaikan, bahwa per Januari 2024, volume transaksi PUAB Rupiah BCA tercatat meningkat secara tahunan (YoY) selaras dengan peningkatan transaksi PUAB Rupiah secara nasional.
Baca Juga: Suku Bunga Tinggi, Transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) Mendaki
"Terkait dengan PUAB kami tidak memasang target khusus. Pada prinsipnya kami senantiasa akan mengelola likuiditas secara pruden serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam penerapan manajemen risiko," kata Hera.
Hera menjelaskan, Bank dalam mengelola likuditas akan memanfaatkan semua instrumen yang ada di pasar, tidak hanya dengan PUAB namun bisa juga dengan instrumen Repo. Ke depannya, penggunaan instrumen repo ini akan terus meningkat seiring dengan semakin berkembangnya pasar keuangan di Indonesia.
"BCA berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara kecukupan likuiditas dengan ekspansi kredit yang sehat," imbuhnya.
Sementara Direktur Utama Bank bjb, Yuddy Renaldy mengatakan, tren transaksi pasar uang antar bank (di bank bjb terlihat masih cukup baik di awal tahun 2024, seiring dengan kebijakan BI yang tetap mepertahankan suku bunga acuan serta upaya perbankan untuk mengoptimalkan likuiditasnya.
"Namun demikian, untuk volume transaksi PUAB sendiri mengalami sedikit penurunan. Hal ini dikarenakan banyak perbankan, dan juga bank bjb mulai mengalihkan transaksi PUAB ke transaksi repo antar bank dikarenakan memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan transaksi PUAB atau non-collateralized," ungkapnya.
Hal ini juga disebut Yuddy dikarenakan bank bjb mulai aktif dalam transaksi repo antar bank dan mendukung kebijakan blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU 2025) Bank Indonesia. Volume transaksi repo antar bank yang dikelola bank bjb pun mengalami kenaikan sebesar 40% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Ke depannya, untuk mendukung kebijakan BI tersebut, bank bjb berencana dalam implementasi pengembangan pasar uang menjadi primary dealer dalam transaksi repo antar bank pada tahun 2024 dan bank bjb saat ini sedang memperluas penandatangan perjanjian induk repo (GMRA) dengan perbankan untuk mengakselerasi peningkatan volume transaksi repo antar bank tahun 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News