kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Transaksi QRIS pada Dompet Digital Semakin Melesat


Kamis, 14 April 2022 / 19:15 WIB
Transaksi QRIS pada Dompet Digital Semakin Melesat
ILUSTRASI.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pergeseran kebiasaan masyarakat dalam melakukan pembayaran menggunakan transaksi digital telah menjadi hal yang lumrah dalam transaksi ekonomi di masa kini, karena dianggap lebih cepat, mudah, sekaligus murah.

Salah satu pembayaran digital yang kini sering digunakan adalah Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Seiring dengan upaya regulator dan industri keuangan mendorong inklusi keuangan nasional, penggunaan QRIS pun kian meningkat.

Bank Indonesia mencatat, nominal transaksi QRIS naik empat kali lipat pada Februari 2022 atau mencapai Rp 4,5 triliun. Hal ini didukung dengan 15,7 juta merchant yang telah memiliki kode QR sebagai satu metode pembayaran.

Platform dompet digital OVO menyatakan, saat ini telah menggandeng lebih dari 1,3 juta merchant QRIS, dengan total UMKM mencapai di atas 95%. 

"Peningkatan jumlah merchant QRIS antara lain karena faktor pandemi yang menyebabkan banyak orang lebih memilih uang nir-tunai, serta adanya berbagai upaya edukasi dan sosialisasi manfaat QRIS," ujar Harumi Supit, Head of Corporate Communications OVO kepada kontan.co.id, Rabu (13/4).

Baca Juga: Gencarkan Transformasi Digital, Cashlez Hadir di Sarinah

Harumi menyampaikan, bahwa OVO berkomitmen untuk terus ikut berperan mendorong sosialisasi QRIS, baik di kalangan merchant maupun pengguna OVO, guna mewujudkan kenyamanan lebih bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan pembayaran digital.

Penyedia jasa pembayaran digital, LinkAja juga mengaku, pandemi telah mengakselerasi adopsi ekonomi digital masyarakat, termasuk peningkatan transaksi pada layanan LinkAja, baik LinkAja Reguler maupun LinkAja Syariah.

Higga saat ini, total merchant LinkAja yang telah menggunakan QRIS berjumlah lebih dari 2,5 juta merchant lokal, dan lebih dari 450.000 merchant nasional.

Berdasarkan pengalaman di Ramadan 2021 lalu, Fitur yang banyak digunakan pengguna LinkAja Syariah yaitu fitur yang berkaitan dengan aktifitas keagamaan seperti pembayaran zakat, Infaq dan Wakaf, maupun pengiriman uang kepada keluarga yang menggunakan LinkAja.

"Data kami mencatatkan adanya peningkatan penggunaan untuk fitur ini sebesar 100% selama bulan Ramadhan.Berdasarkan pengalaman di Ramadan 2021 lalu, LinkAja Syariah sendiri mengalami peningkatan jumlah transaksi lebih dari 25%," papar Wibawa Prasetyawan, Plt Direktur Utama LinkAja .

Baca Juga: BRI Layani Zakat, Infak dan Sedekah Bisa lewat BRImo

Faktor pendorongnya yaitu, melalui berbagai transaksi andalan yang digunakan seperti pembelian produk Telco (Pulsa/Data), Cash In & Cash Out (top up,tarik tunai, transfer), serta Online payment (Bayar Token PLN/ Tagihan Listrik, PDAM, Gas, Tagihan TV Kabel, Internet, Tagihan Telpon, games, termasuk didalamnya ZISWAF dan Qurban.

Sementara untuk layanan LinkAja regular, di bulan Ramahan tahun lalu LinkAja melihat adanya peningkatan transaksi akan kebutuhan esensial sehari-hari seperti membayar telepon, pembelian voucher games, beli pulsa, membayar tagihan, menarik uang via atm HIMBARA, beli bbm di SPBU (melalui MyPertamina) mengalami peningkatan sebesar lebih dari 50%.

Ia mengatakan, LinkAja terus berusaha memperlebar cakupan penerimaan transaksi QRIS di ekosistem- ekosistem mitra strategis seperti Telkomsel, Pertamina, Himbara, dan SRC. Selain kerja sama secara B2B, LinkAja juga terus mendukung pemerintah dalam pemerataan transaksi digital melaui QRIS di objek-objek strategis pemerintah seperti lokasi pariwisata, UMKM, dsb.

Selain itu, LinkAja juga secara aktif melakukan campaign transaksi nontunai baik utk penggunaan niaga ataupun penggunaan lainnya seperti donasi, pembayaran ZISWAF, pembayaran pajak, dan lain sebagainya.

GoPay juga menjadi salah satu dompet digital yang senantiasa mendukung Bank Indonesia dalam sosialisasi dan implementasi QRIS di masyarakat dan juga merchant kami untuk mendukung target 26,5 juta pengguna QRIS pada tahun 2022.

Tahun lalu, nilai transaksi GoPay menggunakan QRIS terus mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat.

"Kami percaya transaksi ini akan terus mengalami peningkatan seiring dengan sosialisasi dan edukasi yang dilakukan bersama antara Bank Indonesia dan pemain industri, baik kepada para pengguna maupun kepada mitra usaha," kata Head of Regulatory Affairs GoPay, Yogi Harsudiono.

Yogi menyebut, tren perluasan penggunaan QRIS pakai GoPay paling banyak terjadi di UMKM. Penggunaan QRIS cukup tinggi karena jaringan UMKM di ekosistem Goto Financial berkembang pesat dengan solusi bisnis yang beragam.

Baca Juga: Jelang Lebaran, BNI Siapkan Uang Tunai Rp 17,81 Triliun Per Minggu

Hal ini juga didorong dengan berbagai upaya untuk mengedukasi pengguna maupun mitra usaha mengenai manfaat penggunaan QRIS. Kami terus mengedukasi cara menggunakan QRIS GoPay, contohnya, dengan mengaktifkan metode pembayaran melalui QRIS pada aplikasi GoBiz, Moka dan Midtrans, juga melakukan sosialisasi mengenai penerimaan QRIS untuk semua pembayaran GoPay, baik merchant offline dan online.

Pada Desember 2021, bersama dengan Tokopedia, GoPay meluncurkan sistem pembayaran QRIS yang menargetkan puluhan ribu warung di ekosistem Mitra Tokopedia di seluruh Indonesia. Inisiatif ini dihadirkan untuk membantu warung-warung yang tergabung ke dalam Mitra Tokopedia serta para UMKM dalam bertransaksi digital.

"Saat ini, Mitra Tokopedia telah digunakan oleh jutaan pegiat usaha tradisional untuk melayani puluhan juta masyarakat di lebih dari 500 kota/kabupaten di Indonesia," ujar Yogi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×