CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tren Hapus Buku Bank Besar Kompak Meningkat pada Tahun 2023


Jumat, 02 Februari 2024 / 19:38 WIB
Tren Hapus Buku Bank Besar Kompak Meningkat pada Tahun 2023
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BRI Tangerang Selatan, Jumat (23/10). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/23/10/2020.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2023, aksi hapus buku kredit tampaknya semakin aktif dilakukan perbankan. Hal tersebut tercermin dari nilai hapus buku yang tercatat meningkat dalam setahun terakhir.

Di antara bank-bank yang tergolong dalam KBMI 4, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menjadi yang paling tinggi kenaikannya untuk langkah hapus buku. Dalam periode 2023, BRI telah melakukan hapus buku sebesar Rp 34 triliun atau naik sekitar 51,78%.

Kondisi tersebut turut menggerus NPL coverage BRI yang kini menyusut menjadi 229,09%. Pada akhir tahun lalu, NPL coverage bank yang fokus di segmen UMKM ini mencapai 305,73%, termasuk tertinggi dalam lima tahun terakhir.

“Itu yang kredit terdampak Covid-19 secara permanen,” ujar Direktur BRI Supari, Jumat (2/2).

Baca Juga: Warga Desa Megulung Kidul Mudah Akses KUR BRI Setelah Raih Juara Desa BRILiaN 2022

Supari menambahkan kebanyakan hapus buku kredit yang dilakukan BRI sepanjang tahun 2023 berasal dari sektor perdagangan. Ia pun berharap tren hapus buku yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini bisa berhenti di tahun ini

“Mudah-mudahan tahun ini menurun ya,” ujarnya.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI)  tercatat memiliki kenaikan aset yang dihapus buku terbesar kedua mencapai 43,9% secara tahunan. Di mana, BNI telah melakukan hapus buku portofolio kreditnya senilai Rp 14,39 triliun.

Meski demikian, bank berlogo 46 ini tampaknya juga sudah mengantisipasi dengan menaikkan NPL coverage di periode setahun terakhir. Pada 2022, NPL coverage-nya berada di level 278,3% menjadi 319% di 2023.

Sebelumnya, Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada memang mengungkapkan bahwa pihaknya belum akan menurunkan NPL coverage jika risiko kredit yang tercermin dalam LAR belum turun. Setidaknya, berada di bawah 10%.

“BNI masih cukup konservatif saat ini tetapi kami cukup yakin untuk pertumbuhan kredit di semua segmen dapat positif di tahun 2024,” ujar David.

Baca Juga: Bank Commonwealth Optimistis ORI025 Diminati Banyak Investor

Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk mencatat sudah melakukan hapus buku sepanjang 2023 sebesar Rp 17,9 triliun. Artinya, ada kenaikan sekitar 25,17% jika dibandingkan dengan hapus buku yang dilakukan sepanjang 2022.

Meski demikian, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan bahwa kualitas aset kredit yang dimiliki terus membaik. Di mana, pihaknya terus menerapkan prinsip kehati-hatian yang matang dalam penyaluran kredit.

“Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap menjaga rasio pencadangan di level konservatif yakni sebesar 384%,” ujarnya.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) justru mencatat adanya penurunan aset yang dihapus buku. Berdasarkan laporan keuangannya, BCA hanya melakukan hapus buku asetnya senilai Rp 2,5 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya mencapai Rp 3,17 triliun.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn bilang penghapusbukuan kredit di BCA mayoritas terjadi pada segmen kredit konsumer, khususnya Kredit Kendaraan Bermotor.

Namun, Ia melihat rasio NPL BCA tetap terjaga di angka 1,9% pada 2023. Di mana, itu didorong oleh pemulihan arus kas debitur seiring dengan perbaikan aktivitas perekonomian.

“BCA terus menerapkan disiplin manajemen risiko dalam penyaluran kredit,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×