Reporter: Aldehead Marinda | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia) per Februari 2024 ini mencatatkan kenaikan pendapatan premi sebesar 7,09% menjadi Rp 709 miliar dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 662 miliar.
Namun dalam laporan keuangan konvensional hingga Februari lalu, di saat yang sama perseroan mencatatkan penurunan pendapatan hingga hasil investasi.
Hingga Februari 2023, Generali mencetak pendapatan sebesar Rp 516 miliar. Sementara pada periode yang sama tahun ini, perusahaan hanya membukukan pendapatan Rp 491 miliar. Setali tiga yang, hasil investasi perusahaan juga menjadi Rp 26 miliar dari sebelumnya Rp 57 miliar.
CEO Generali Indonesia Edy Tuhirman menyebut kondisi tersebut dapat terjadi karena faktor kenaikan klaim yang asuransi yang naik tinggi.
Baca Juga: Sidang Bumiputera Beragendakan Putusan Ditunda 2 Pekan ke Depan
“Pengaruh terbesar dari ini adalah klaim. Bukan hanya Generali tapi the hole industry terjadi kenaikan. Di Generali saja itu klaim critical illness bisa naik sampai 33%,” ujar Edy.
Dengan begitu serangkaian strategi pun disiapkan Generali untuk menekan angka klaim. Di antaranya, lewat layanan konsultasi yang disediakan oleh Generali, pengadaan acara atau event bertajuk kesehatan untuk meningkatkan awareness konsumen tentang hidup sehat, hingga upaya menambah agen kesehatan dari sebelumnya 8.000 agen ingin menjadi 10.000 agen kesehatan tahun ini.
“Komitmen kita kuat, keuangan kita kuat, RBC sangat solid. Kita ini perusahaan besar dari Itali,” tambahnya.
Edy menyebut kondisi tersebut tidak membuat perusahaannya ciut, mengingat Generali Indonesia sendiri adalah perusahaan besar dengan basis internasional.
Sayangnya Edy enggan menyebutkan berapa besar target pertumbuhan premi perusahaan hingga akhir tahun nanti. Menurutnya Generali bukan cuma mengejar nilai atau angka semata, tapi bagaimana perusahaan menyediakan solusi yang tepat guna untuk konsumennya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News