kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tren restrukturisasi kredit makin melandai menuju akhir tahun


Kamis, 15 Oktober 2020 / 10:18 WIB
Tren restrukturisasi kredit makin melandai menuju akhir tahun
ILUSTRASI. Logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .

Adapun Direktur Manajemen Risiko PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Achmad Siddiq Badruddin menyatakan, meskipun bakal mengerek biaya kredit, peningkatan pencadangan memang perlu dilakukan perbankan guna mengantisipasi pemburukan kualitas kredit. 

“Pencadangan ditambah untuk restrukturisasi kredit terimbas pandemi yang berpotensi menurun kualitasnya menjadi kredit macet setelah habis masa berlaku restrukturisasi pada Maret 2021. Sampai akhir tahun biaya kredit kami proyeksinya meningkat jadi 2,25%-2,75%,” jelas Siddiq.

Targetnya sampai akhir tahun bank berlogo pita emas ini juga bisa membentuk rasio pencadangan sampai 200%. Sementara sampai September 2020, tercatat ada 525.000 debitur perseroan dengan kredit Rp 116 triliun atau setara 15,5% portofolio yang sudah direstrukturisasi. “Tren restrukturisasi sudah landai, sampai akhir tahun nanti kami proyeksikan akan ada tambahan Rp 10-25 triliun lagi yang akan direstrukturisasi,” sambungnya. 

Baca Juga: Restrukturisasi kredit terimbas pandemi corona sudah capai Rp 904 triliun

Adapun selain memupuk pencadangan ekstra, strategi lain seperti langkah hukum ditempuh oleh PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO). Ini jadi strategi perseroan seiring juga mulai landainya permintaan restrukturisasi.

Direktur BRI Agro Ebeneser Girsang bilang punca permohonan restrukturisasi terjadi pada Juni 2020 yang sempat meningkat 70% dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun sampai September 2020, sudah ada 1.095 debitur dengan nilai kredit Rp 3,44 triliun yang direstrukturisasi. 

“Sampai akhir tahun akan ada tambahan restrukturisasi 2% lagi. Sementara selain berupaya membentuk rasio pencadangan minimal 90%, kami juga berupaya memperbaiki NPL melalui recovery, pembentukan AYDA, dan upaya hukum,” papar Ebeneser.

Selanjutnya: Restrukturisasi diperpanjang, OJK imbau bank pupuk pencadangan ekstra

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×