kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Trik BPJS Ketenagakerjaan gaet generasi milenial


Minggu, 18 Juni 2017 / 23:13 WIB
Trik BPJS Ketenagakerjaan gaet generasi milenial


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Penyelenggara jaminan kecelakaan kerja dari seluruh negara, termasuk Indonesia berkumpul dalam forum internasional bertajuk "Sustainable Working Life". Forum yang diselenggarakan pada Minggu (18/7) di Stockholm, Swedia, ini fokus membahas tantangan menyadarkan generasi milenial pada pentingnya perlindungan pekerja.

Di seluruh dunia, perkembangan dunia kerja saat ini mulai didominasi oleh pekerja muda atau yang biasa disebut generasi milenial. Para milenialis ini adalah mereka yang lahir sekitar tahun 1980-1995, memiliki cara pandang sendiri dalam dunia kerja, termasuk dalam hal perlindungan jaminan kecelakaan kerja.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto menyampaikan, pekerja milenialis Asia berpotensi menjadi motor penggerak perekonomian dan sekaligus bonus demografi yang krusial untuk perkembangan Asia ke depan. Keikutsertaan mereka pada jaminan sosial akan mempengaruhi kesejahteraan dan masa depan perekonomian Asia.

Namun, Agus menyayangkan, walau populasi pekerja milenialis di Asia berkembang pesat, perkembangan perlindungan jaminan sosial kepada mereka masih rendah, tertinggal dari kawasan Barat.

"Untuk mendekati para milenialis ini, kita harus lebih kreatif dan menyesuaikan dengan dunia mereka. Media digital dan sosial media menjadi prioritas dalam edukasi kepada generasi ini. Bahkan kami sudah mengembangkan aplikasi yang dapat diakses para Milenialis melalui smartphone mereka kapan saja” kata Agus dalam forum dunia tersebut seperti tercantum dalam keterangan tertulis, Minggu (18/7).

Agus juga menjelaskan, pendekatan yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan antara lain berupa penyediaan manfaat-manfaat yang sesuai dengan kebutuhan pekerja Milenialis yang masih produktif bekerja, di luar manfaat jaminan sosial itu sendiri. Manfaat tersebut terutama bertujuan mengurangi beban hidup mereka untuk kebutuhan pokok seperti pangan dan perumahan.

Kepada peserta forum, Agus memperkenalkan manfaat keseharian dalam bentuk pemberian diskon bagi para milenialis yang berbelanja di mitra kerja sama. Saat ini lebih dari 500 mitra telah bekerja sama dalam program ini, dan akan terus bertambah. Juga manfaat pembiayaan kepemilikan rumah pertama yang murah dengan dukungan dari mitra perbankan. Semua ini dikembangkan BPJS Ketenagakerjaan, sebagai salah satu bentuk daya tarik bagi pekerja milenialis, agar mereka mau bergabung dalam sistem jaminan sosial.

Agus juga mengingatkan peserta forum, untuk tidak melupakan para pekerja milenialis yang berpenghasilan rendah. BPJS Ketenagakerjaan juga memperkenalkan sistem crowdfunding untuk donasi pembayaran iuran para pekerja tidak mampu sebagai bentuk intervensi sosial sampai mereka mandiri, melalui Gerakan Nasional Peduli Perlindungan Pekerja Rentan (GN Lingkaran).

“Semoga program-program yang kita aplikasikan di Indonesia untuk pekerja milenialis, dapat menjadi inspirasi bagi negara lain. Kami juga banyak belajar dari inovasi negara lain untuk meningkatkan kepesertaan dan pelayanan kepada seluruh pekerja, termasuk milenialis” pungkas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×