Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tugu Insurance (TUGU) berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan internal untuk genjot kinerja Perseroan. Perbaikan ini diharapkan bakal menjadi pendorong pertumbuhan bisnis ke depan.
Upaya perbaikan dilakukan baik di tingkat induk usaha (holding) maupun pada level anak usaha. Berbagai upaya perbaikan yang dimaksud adalah penyesuaian serta penyelarasan Key Performance Indicators (KPI) hingga perubahan organisasi.
Perbaikan internal memang menjadi sebuah agenda rutin dari korporasi tak terkecuali TUGU. Kinerja hingga kuartal III Tahun 2023 menjadi salah satu contoh TUGU dalam menjalankan tata kelola.
Di level anak usaha, perbaikan juga dirasa hingga tercermin pada laporan keuangan.
Baca Juga: Asuransi Astra Siap Berinovasi Guna Hadapi Tantangan Industri Asuransi
Manajemen perseroan mencatat hingga akhir September 2023, laba bersih konsolidasian TUGU mencapai Rp 1,14 triliun atau naik 334% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu pendapatan lainnya yang merupakan pendapatan anak usahanya naik 24% menjadi Rp 347 miliar dari sebelumnya hanya Rp 279 miliar.
Pendapatan usaha lainnya tersebut dikontribusikan dari pendapatan rental properti maupun kendaraan yang tumbuh 29% menjadi Rp 276 miliar di bawah PT Pratama Mitra Sejati (PMS) maupun pendapatan survei yang naik 8% menjadi Rp 71 miliar di bawah PT Synergy Risk Management Consultants.
Di saat pendapatan anak usaha tumbuh dobel digit, laba bersih anak usahanya meningkat lebih pesat. Laba anak usaha TUGU melonjak 147% di September 2023 dari tahun sebelumnya dari Rp23 miliar menjadi Rp 57 miliar.
“Pendapatan anak usaha tumbuh 24% YoY dan laba bersih naik 2 kali itu artinya selain karena kemampuan anak usaha untuk menangkap peluang pasar, juga merupakan kombinasi dengan efisiensi dari sisi operasional” kata Nur, analis Phintraco Sekuritas.
Perbaikan yang dilakukan oleh TUGU tidak hanya dari sisi KPI maupun organisasi saja. Perseroan juga melakukan perbaikan dari sisi sistem dan digitalisasi proses yang diapresiasi oleh pelaku pasar dan dapat menjadi katalis positif untuk kinerja bisnis.
Ia mencontohkan dengan digitalisasi proses misalnya pada customer acquisition akan semakin mendiversifikasi kanal penjualan TUGU yang nantinya akan dapat menangkap peluang lebih banyak nasabah terutama ritel sehingga setoran premi dapat ditingkatkan.
Namun di saat yang sama digitalisasi proses bisnis ini nantinya cost akan menjadi lebih rendah karena selama ini sistem akuisisi nasabah di banyak industri asuransi masih banyak mengandalkan sistem keagenan yang acquisition cost-nya relatif tinggi.
Aspek efisiensi operasional TUGU juga tercermin dari expense ratio konsolidasian yang turun dari 38,8% pada September 2022 menjadi 36,6% di September 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News