Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Setelah terus tertunda, PT Tugu Pratama Indonesia (TPI) siap melantai di bursa efek, alias menawarkan saham perdana (IPO) November nanti. Direktur Pemasaran TPI M. Adi Jusuf mengatakan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Mei lalu, sudah menyepakati soal ini.
“Sejatinya IPO direncanakan sejak 2008. Tapi saat itu perekonomian kurang mendukung, jadi ditunda,” ujar Adi, Sabtu (10/7).
Cuma, sampai saat ini, Tugu belum menentukan target duit yang bakal diraup dari langkah IPO ini. “Soal itu kami harus membahas dan mendapatkan petunjuk dari pemegang saham,” jelas Adi.
Adi menjelaskan, nilai dana yang diharapkan terkait dengan persentase saham yang akan dijual. Nah, sampai saat ini angka persis belum bisa dipublikasikan. Namun, dia berjanji, angka sudah bisa diketahui setelah penjamin emisi alias underwriter ditunjuk.
Tugu sudah mengincar beberapa calon underwriter. Adi enggan menyebut nama, tapi dia menyebut jumlahnya ada tiga calon underwriter. "Siapa yang dipilih tergantung pemegang saham,” papar Adi.
Hasil IPO sendiri, mengacu pada rencana tahun 2008, akan digunakan mendanai beberapa aksi korporasi. Salah satunya, menambah saham di Tugu Insurance Co Ltd (Tugu Hongkong).
Tugu Hong Kong
Namun, dalam perjalanan, pembelian saham bisa berjalan tanpa dana dari IPO. "Pada April 2010 lalu, kepemilikan saham kami di Tugu Hongkong sudah 100%,” papar Adi.
Awalnya Tugu hanya memiliki 25% saham, sisanya dimiliki Pertamina. Harga pembelian 75% saham US$ 30 juta. “Menuruti aturan di Kementerian Keuangan, share holding di Tugu Hongkong saat ini adalah Interindo 72,5% dan Tugu 27,5%” tandas Adi.
Saat ini rating Tugu Hongkong Mbes B++. Harapannya bisa naik ke Mbes A-. “Kami berharap Tugu Hongkong bisa menjadi pintu masuk kami ke kawasan regional. Soalnya salah satu persyaratan harus punya rating yang baik,” tandas Adi.
Untuk pasar domestik, Tugu berhasil mempertahankan rating A+. Hal ini, lanjut Adi, menunjukkan Tugu memiliki basis kekuatan finansial yang stabil, meski volatilitas bisnis tinggi.
"Tingkat kestabilan finansial yang baik ini bisa menjadi modal untuk menjaring kepercayaan nasabah dan investor,” paparnya.
Karena transaksi aksi korporasi sudah berlangsung tanpa IPO, maka duit yang didapatkan dari IPO nantinya akan digunakan untuk membantu perluasan jaringan bisnis Tugu. Terutama dalam rangka mengembangkan bisnis regional. “Jadi setelah IPO ini, kami akan fokus menjadi pemain regional,” tandas Adi.
Adi berharap, akhir bulan ini, mereka sudah mendapat arahan yang lebih jelas terkait IPO, termasuk siapa yang menjadi underwriter. Apalagi, proses IPO dibatasi waktu.
"Kami berharap dengan percepatan keputusan dari pemegang saham, kami bisa segera melakukan persiapan apa saja yang dibutuhkan untuk proses IPO, terutama untuk menjaga momentum ekonomisnya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News