Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bisnis asuransi di Indonesia rupanya cukup menarik bagi investor asing. Selama tahun 2010 ini setidaknya ada 7 perusahaan asuransi jiwa asing yang berminat masuk ke Indonesia. Mereka bakal masuk dengan cara mengakuisisi perusahaan lokal yang kekurangan modal.
Stephen B Juwono, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan perusahaan asing yang akan masuk itu terdiri dari 2 perusahaan asal Jepang, 2 perusahaan dari Korea dan 3 perusahaan dari Eropa dan Amerika. "Sebelum bertemu dengan regulator, biasanya mereka berkonsultasi dulu dengan AAJI," ungkap Stephen.
Stephen mengatakan bagi perusahaan asing yang berminat masuk ke Indonesia, AAJI menyarankan agar mereka masuk dengan cara mengakuisisi perusahaan lokal yang kurang modal. "Yang paling dekat Zurich Financial Services (ZFC) yang akan masuk akhir tahun ini, yang lainnya mungkin tahun depan," kata Stephen.
Zurich yang pernah keluar dari Indonesia bakal mengambil alih 80% saham Mayapada Life. Sedangkan sisanya sebesar 20% tetap akan dimiliki oleh pemegang saham lama yakni, Taifan Tahir, pemilik Grup Mayapada. Perusahaan asal Swiss itu telah mengajukan izin akuisisi Mayapada Life ke Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Kepala Biro Perasuransian Bapepam LK Isa Rachmatawarta mengakui ada sejumlah perusahaan asuransi jiwa asing yang berkeinginan masuk ke Indonesia. Namun menurutnya untuk bisa masuk ke Indonesia tidak mudah dan harus memiliki track record yang bagus di negara lain. "Yang sudah masuk awal tahun ini Aviva Plc dan Zurich yang sudah mengajukan izin akuisisi," ungkap Isa.
Isa mengatakan perusahaan asing tertarik masuk ke Indonesia karena melihat potensi pasar yang bagus. Indonesia dianggap potensial karena jumlah penduduknya yang banyak dan kondisi ekonomi yang terus tumbuh.
Meski sejumlah perusahaan asing bakal masuk, Stephen mengatakan perusahaan lokal tidak perlu terlalu cemas. Pasalnya, jumlah perusahaan asuransi jiwa di Indonesia yang akan berebut pasar tidak akan banyak bertambah atau berkurang karena asing masuk melalui akuisisi. Di sisi lain, potensi pasar asuransi jiwa yang bisa digarap di Indonesia masih sangat besar.
Tapi Stephen mengatakan perusahaan lokal harus bersiap-siap menghadapi persaingan. Maklum, perusahaan asing biasanya selain memiliki modal yang besar, mereka juga memiliki teknologi yang lebih maju dan produk yang lebih inovatif. Jika tidak mampu bersaing, perusahaan lokal bisa tergerus. Saat ini saja, menurut Stephen, perusahaan asuransi jiwa yang merupakan patungan dengan perusahaan asing masih menguasai pasar Indonesia. Jika dilihat dari perolehan premi, maka perusahaan asuransi jiwa yang patungan dengan perusahaan asuransi asing menguasai 60% perolehan premi, sisanya 40% dikuasai oleh perusahaan lokal.
Kepala Divisi Pemasaran PT Asuransi Jiwasraya, Supardi Sudiro mengatakan kehadiran perusahaan asing tidak akan menjadi ancaman bagi lokal. Pasalnya, masing-masing memiliki pangsa pasar yang berbeda-beda. Di sisi lain, perusahaan lokal juga dinilai jauh lebih berpengalaman, memiliki jaringan hingga ke pelosok dan dekat dengan masyarakat. "Kami menyasar kalangan middle-low yang susah dimasuki perusahaan asing," kata Supardi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News