Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) mencatatkan kinerja menggembirakan di tengah pelemahan perekonomian global. Sampai dengan September 2019 saja, outstanding SMI tembus Rp 58,48 triliun atau meningkat 38,45% secara year on year (yoy).
Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad bilang outstanding atau aset pembiayaan investasi SMI berasal dari dua sumber, yaitu pembiayaan komersial Rp 55,75 triliun atau naik 36,70% yoy dan pembiayaan pemerintah daerah (Pemda) Rp 2,73 triliun, naik 87,42% yoy. Biasanya, pertumbuhan pembiayaan investasi tumbuh melesat di kuartal pertama hingga ketiga.
Baca Juga: Skema pembiayaan hak pengelolaan terbatas proyek infrastruktur tunggu restu Jokowi
“Kalau di SMI, laju outstanding kencang di awal. Pada kuartal pertama langsung set, kuartal kedua sudah capai 70% dan kuartal tiga sekitar 90% dari target karena seiring dengan pertambahan proyek jalan tol, listrik dan lainnya,” kata Edwin di Pulau Seribu, Jakarta, Kamis (10/9).
Praktis, per September 2019 SMI telah penuhi 95% dari target Rencana Kerja dan Anggaran (RKAP) tahun ini. Dari realisasi outstanding Rp 58,48 triliun, perseroan masih berkeinginan menambah pembiayaan investasi kurang dari Rp 2 triliun di sisa tahun.
Berkat pertumbuhan outstanding, kinerja lain juga terkerek. Mulai dari laba bersih naik 16,74% menjadi Rp 1,46 triliun, pendapatan usaha tumbuh 43,53% menjadi Rp 3,88 triliun dan bahkan total aset tembus Rp 73,02 triliun atau naik 22,75% yoy dengan tingkat NPL yang berhasil ditekan hingga di posisi 0,60%.
Baca Juga: Usung konsep TOD, Serpong Garden Apartment topping off tower Bellerosa dan Cattleya
Menurut Edwin, peningkatan kinerja perseroan masih didominasi oleh bisnis pembiayaan dan investasi infrastruktur yaitu 85% dari total bisnis. Menyusul bisnis jasa konsultasi dan pembanganan proyek.
“85% core income kami bersumber dari pendanaan intermediasi, di mana perseroan menyalurkan pinjaman kepada badan usaha dan pemerintah daerah. Kemudian kami juga memobilisasi dana masyarakat lewat penerbitan obligasi serta berutang dengan lembaga multilateral di sektor pembangunan. Jadi selisih pendapatan bunga dan net interest income menjadi kontributor laba bersih perseroan,” pungkasnya.
Asal tahu saja, SMI adalah perusahaan pembiayaan infrastruktur di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Kehadiran lembaga ini menjadi katalis untuk mempercepat pembiayaan infrastruktur di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News