Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perusahaan pembiayaan atau multifinance terus menunjukkan tren positif. Tapi pertumbuhan bisnis pembiayaan cenderung melambat. Terlihat dari penyaluran pembiayaan multifinance hanya sanggup tumbuh satu digit.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai September 2018, industri multifinance mencatat piutang pembiayaan sebesar Rp 435,72 triliun. Realisasi itu naik 6,08% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, yakni Rp 410,84 trilliun.
Portofolio piutang pembiayaan tersebut masih didominasi pembiayaan multiguna dan investasi, yang masing-masing bernilai Rp 254,61 triliun dan Rp 135,48 triliun. Sedangkan pembiayaan modal kerja sebesar 23,87 triliun, disusul pembiayaan syariah Rp 21,61 triliun dan pembiayaan lain Rp 136 miliar.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan penyaluran pembiayaan masih tertekan karena penjualan mobil dan motor juga tidak meningkat signifikan. Selanjutnya, banyak multifinance yang bermasalah yang membuat perbankan selektif member pendanaan.
“Banyak masalah pada perusahaan pembiayaan itu telah berdampak pada pendanaan, dimana 70%-80% berasal dari bank. Artinya, masalah itu membuat bank lebih selektif memberikan dana kepada multifinance,” kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Rabu (31/10).
Meskipun pembiayaan melambat, tapi dia melihat pertumbuhan itu masih selaras dengan kenaikan jumlah aset yang lebih besar. Seperti diketahui, aset multifinance per September tumbuh 9,26% mencapai Rp 511,47 triliun dari September tahun lalu.
Dengan realisasi pembiayaan itu, industri multifinance tetap mampu menjaga tingkat kredit masalah atau non performing financing (NPF) di level 3,17%, atau turun tipis dari September tahun lalu, yaitu 3,18%.
Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan, hingga September 2018, Adira Finance berhasil membukukan pembiayaan baru sebesar Rp 28,2 triliun, naik 19% secara year on year (yoy). Pembiayaan mobil dan sepeda motor berkontribusi besar terhadap pertumbuhan bisnis perusahaan.
Secara keseluruhan, pembiayaan mobil baru tumbuh 28% secara tahunan menjadi Rp 12,4 triliun. Hal ini didukung pembiayaan mobil baru yang meningkat menjadi Rp 7,4 triliun, naik 34% dari tahun lalu. Sedangkan pembiayaan sepeda motor baru juga membukukan pertumbuhan 20% menjadi Rp 10,3 triliun.
Di periode yang sama, BCA Finance mencatat pembiayaan sebesar Rp 25,58 triliun, atau hanya naik 1,1% yoy. Adapun 70% disumbang dari pembiayaan mobil baru. Porsi pembiayaan mobil baru ini sama dengan tahun lalu.
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengatakan, pihaknya masih mengejar target pembiayaan sebesar Rp 32,5 triliun di tahun ini. “Strateginya tetap menyediakan bunga kompetitif serta menjalankan proses pembiayaan yang ringkas dan cepat,” kata Roni.
Selain itu, BCA Finance juga akan memperluas jaringan yang dimilikinya, melalui penambahan tiga kantor cabang baru di paruh kedua tahun ini. Maka dengan strategi tersebut, BCA Finance optimistis bisa memenuhi target di sisa tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News