kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Tunggu restu OJK, AirAsia Indonesia siap luncurkan aplikasi pembayaran digital


Selasa, 25 Juni 2019 / 17:29 WIB
Tunggu restu OJK, AirAsia Indonesia siap luncurkan aplikasi pembayaran digital


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren bisnis pembayaran digital semakin semarak. Setelah Go-Pay dan OVO, kini maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) tertarik meluncurkan bisnis serupa dengan nama BigPay.

Group Head of Communications AirAsia Indonesia Audrey Progastama Petriny menjelaskan, bahwa penerbitan sistem pembayaran digital ini masih menunggu izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk tahap awal, layanan ini diberikan kepada konsumen AirAsia kemudian masyarakat umum.

“Seperti yang disampaikan oleh Direktur Utama AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan sebelumnya, bahwa kami masih menunggu izin dari OJK untuk menerbitkan BigPay di Indonesia,” kata Audrey kepada Kontan.co.id, Selasa (25/6).

Melalui layanan Big Pay ini, kata Audrey, adalah bentuk inovasi AirAsia untuk mengembangkan bisnis di luar penerbangan. Maskapai penerbangan yang berpusat di Kuala Lumpur Malaysia ini berharap bisa eksis menjadi perusahaan teknologi di bidang travel.

Sayangnya Audrey belum mau mengungkapkan berapa target transaksi yang dibidik melalui layanan pembayaran digital ini. Sebelumnya, Dendy mengaku, bahwa ide penerbitan sistem pembayaran digital ini karena karena AirAsia mempunyai banyak rute penerbangan internasional sehingga menopang perolehan kas perusahaan dari berbagai mata uang asing.

“Dengan adanya kas dari berbagai mata uang itu, maka perusahaan bisa memberikan layanan pengiriman uang ke luar negeri secara real time. Selama ini mata uang yang dibayarkan penumpang berbentuk yen, dollar Australia dan itu kurang optimal,” ungkapnya.

Ketersediaan kas dari mata uang asing itu dimanfaatkan perusahaan, di mana sistem pembayaran tersebut dinilai memiliki nilai kurs lebih rendah dibandingkan perbankan. Dengan kondisi itu, AirAsia tidak perlu lagi menukarnya uangnya ke bank.

AirAsia sudah lebih dulu mengujicobakan layanan Big Pay di Malaysia sejak Januari 2018 silam. Selain BigPay, situs airasia.com juga bakal dimaksimalkan sebagai one stop shopping. Nantinya situs itu tidak hanya menawarkan tiket pesawat AirAsia tetapi juga jadi agen perjalanan untuk memesan hotel.

“Harapan kami tidak hanya untuk beli tiket AirAsia saja tapi untuk maskapai lain juga,” tambah Dendy.

Sampai kuartal I-2019, AirAsia Indonesia telah mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,33 triliun, atau meningkat 58% secara year on year (yoy). Peningkatan pendapatan tersebut dibarengi penurunan rugi bersih perusahaan dari Rp 218,68 miliar menjadi Rp 93,79 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×