Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - PT Bank CIMB Niaga Tbk berhasil mencetak kenaikan laba cukup signifikan. Berdasarkan laporan keuangan bulan Juli 2017, perseroan tercatat memupuk laba hingga mencapai Rp 1,6 triliun atau naik 85% secara tahunan atau year on year (yoy).
Salah satu penyebab kenaikan laba tersebut antara lain menurunnya beban provisi perseroan sebesar 17,7% menjadi Rp 2,2 triliun.
Direktur Manajemen Risiko CIMB Niaga Vera Handajani mengatakan penurunan provisi tersebut memang dilakukan secara bertahap oleh perseroan.
Pasalnya, bank berkode emiten BNGA ini menyebut pihaknya telah melakukan pencadangan sejak beberapa tahun belakangan.
"Kalau di semester I 2017 memang agak menurun itu karena kami melakukan penyesuaian dari sisi pencadangan," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (7/9) kepada KONTAN.
Meski penurunan provisi telah dilakukan, Vera menyebut tidak semerta-merta risiko kredit membaik.
Ia menyebut, kondisi makro ekonomi saat ini masih belum dapat dikatakan membaik. Artinya, tidak menutup kemungkinan bank yang terafilisasi dengan grup CIMB ini akan kembali meningkatkan pencadangan sesuai dengan tingkat risiko perseroan.
"Kami bentuk provisi tergantung kondisi resiko, kalau kondisi belum stabil seperti saat ini kami harus hati-hati karena ada potensi beberapa akun yang menjadi NPL (non performing loan)," tambahnya.
Asal tahu saja, rasio NPL CIMB Niaga memang mengalami penurunan jika dilihat secara tahunan. Per semester I 2017 gross NPL CIMB Niaga berada di level 3,89% atau hanya turun 1 basis poin (bps) dibanding periode tahun sebelumnya.
Meski secara gross menurun, NPL net perseroan nyatanya mengalami kenaikan dari 1,93% per Juni 2016 menjadi sebesar 2,03% pada akhir Juni 2017.
Vera menambahkan, pihaknya memang mengantisipasi adanya kenaikan NPL di tahun ini. Menurutnya, beberapa sektor yang diproyeksi dapat menyumbang NPL antara lain berasal dari segmen konsumer dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
"Trennya bergeser dari korporasi, kami mencermati ada potensi NPL di segmen konsumer dan UKM," tuturnya.
Hingga akhir tahun, bank asal Malaysia ini menilai posisi NPL tidak akan bergeser jauh dibanding posisi saat ini. Menurutnya, kondisi ekonomi yang belum membaik pun membuat potensi penurunan NPL semakin tipis.
"NPL mungkin akan stabil, meski begitu kami tetap jaga kualitas aset," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News