kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Uang muka turun tak serta merta kerek pembiayaan


Rabu, 20 Mei 2015 / 21:05 WIB
Uang muka turun tak serta merta kerek pembiayaan
ILUSTRASI. Salah satu?Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)?milik PLN.


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyambut baik rencana Bank Indonesia (BI) yang ingin menurunkan uang muka atas kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sebesar 10%.

Sebab, jika wacana tersebut terealisasikan, para pelaku perusahaan pembiayaan (multifinance) dalam negeri umumnya akan ketiban rezeki juga.

Suwandi Wiratno, Ketua Umum APPI menjelaskan, biasanya pihak perbankan menjalin kerja sama dengan para multifinance untuk menyalurkan kredit kendaraan bermotor. "Multifinance itu seperti jalur distribusi bagi bank, makanya banyak bank yang punya anak usaha multifinance. Jadi kami menyambut baik wacana tersebut kalau terealisasikan," tuturnya kepada KONTAN, Rabu (20/5).

Sayangnya, ia menganggap masih terlalu dini untuk memprediksi besaran pertumbuhan penyaluran kredit yang dapat terjadi.

Jika ide tersebut dapat terwujud, Suwandi berharap penyaluran pembiayaan dalam negeri juga dapat terkerek. Tapi, ia mengingatkan, penurunan uang muka tak serta merta langsung dapat menggenjot pembiayaan. Sebab, masih banyak faktor yang berpengaruh. Misalnya daya beli masyarakat.

"Saat ini kondisi perekonomian dan beberapa sektor sedang lesu. Di Kalimantan misalnya pertambangan. Jadi kalau rencana itu jadi, tidak bisa dikatakan pasti naik pembiayaan kendaraannya," pungkasnya. Yang jelas, lanjutnya, penurunan uang muka baik untuk KPR maupun KKB dapat meringankan beban masyarakat dalam mengumpulkan dana uang muka tersebut.

Sebelumnya, BI berencana melonggarkan rasio kredit atas nilai agunan alias loan to value (LTV) atas KPR dan KKB sebesar 10%. Mereka berharap, pelonggaran tersebut akan efektif sebelum semester kedua tahun 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×