Reporter: Feri Kristianto | Editor: Roy Franedya
DENPASAR. Dampak aturan pembatasan uang muka untuk pembelian kendaraan bermotor ikut berimbas pada unit usaha syariah (UUS) Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance).
Perolehan premi Adira hingga April lalu mencapai Rp 24 miliar, tumbuh 380% dibandingkan periode sama tahun 2011. Meski melesat, pencapaian ini di luar harapan manajemen Adira. Pasalnya, target ini jauh dari capaian target premi Adira yang sepanjang tahun ini mencapai Rp 178 miliar.
Bimo Kustoro, Sharia Division Head Adira Insurance mengatakan, dampak pemberlakuan down payment (DP) di syariah mulai terasa akhir Januari 2013. Premi April lalu itu merosot jika dibandingkan pencapaian Desember 2012.
Penyebabnya, kontribusi pasar potensial dari Adira Multifinance, menyusut. "Kedodoran penjualan dari captive," ujar Bimo, Senin (27/5).
Adira berharap, regulator melonggarkan aturan uang muka lantaran industri syariah tak bisa disamakan dengan konvensional. Bimo bilang, aturan uang muka kredit masih dibutuhkan, namun diharapkan dengan dengan batas lebih rendah.
Bimo juga meminta ada penertiban urusan pajak. Selama ini, mereka dikenakan pajak serta zakat. "Kalau bisa satu saja, tidak double," pintanya.
Andai regulator bergeming, Adira Insurance siap merevissi target. Tahun 2013, target awal premi unit usaha syariah Adira sebesar Rp 178 miliar. Nilai koreksi diperkirakan berkisar Rp 10 miliar-Rp 15 miliar. Keputusan akan diambil pada pertengahan tahun.
Untuk sementara, Adira mengerek kontribusi premi dari non-captive. Caranya, dengan menggandeng mitra bisnis baru. Salah satunya adalah Rumah Zakat.
Adira Insurance berharap bisa memberi jaminan risiko bagi donatur Rumah Zakat. Lewat usaha ini, ditargetkan mereka mendapatkan premi hingga Rp 3 miliar. "Sebenarnya masih berharap Adira Finance terus bergerak dan bisa berimbas ke kami," cetusnya.
Maklum saja, sampai akhir April, kontribusi pasar captive mencapai Rp 6,6 miliar, sisanya non-captive. Sedang jalur kontribusi terbesar masih dari bank Rp 7,5 miliar, disusul leasing Rp 4,5 miliar, agen Rp 4,5 miliar dan sisanya dari jalur lain.
Menariknya, meski unit usaha syariah mulai tertekan, Adira Insurane tenang saja. Indra Baruna, Presiden Direktur Adira Insurance berujar, kejadian di syariah berpengaruh, tapi kecil. Ketika syariah tertekan, justru premi balik ke segmen asuransi konvensional. "Akhirnya kembali ke konvensional juga," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News