Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga rumah yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan pendapatan telah membuat generasi millenial semakin sulit punya rumah. Hal itu diperparah lagi dengan gaya hidup kalangan ini yang sangat konsumtif untuk memenuhi gaya hidupnya.
Jika tidak diedukasi maka kondisi ini akan terus berlanjut. Millenial akan semakin sulit memiliki hunian sendiri karena harga rumah terus berlanjut naik, terutama di perkotaan yang pasokan tanah sudah semakin sedikit.
Menyadari persoalan ini, perbankan terus berinovasi untuk memberikan kemudahan kepada nasabah terutama dalam memenuhi kebutuhan akan hunian. Bank DKI misalnya, memberikan kemudahan pengajuan kredit kepemilikan rumah (KPR) yang didukung dengan layanan digital.
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy mengatakan, pihaknya terus melakukan transformasi digital sesuai dengan perkembangan terkini dalam memenuhi kebutuhan nasabah, termasuk segmen millenial. "Pengajuan KPR kini sudah bisa dilakukan lewat aplikasi," kata dia, Selasa (27/6).
Selain menawarkan kemudahan, Bank DKI juga menawarkan program menarik untuk produk KPR. Pertama, ada KPR Griya Monas yang ditujukan untuk pegawai pemerintah provinsi DKI. Program ini menawarkan bunga mulai 4,5% per tahun dengan tenor sampai 25 tahun serta dilengkapi dengan promosi biaya administransi dan lain-lain.
Kedua,KPR Griya Mona iB. Ini merupakan produk pembiayaan rumah skema syariah yang menawarkan bebsa biaya appraisal dan royal, sedangkan biaya privisi hanya 0,62%. Ketiga, KPR Sejahtera FLPP dengan bunga 5% fixed sepanjang tenor dan hanya membutuhkan uang muka 1%. Keempat, KPR Sejahtera iB FLPP atau pembiayan KPR subsidi skema syariah.
Outstanding KPR Bank DKI saat ini mencapai Rp 2,49 triliun atau 12% dari total kredit konsumer yang mencapai Rp 17,8 triliun. Dari outstanding tersebut, sebesar Rp 1,8 triliun berasal dari segmen millenial dengan jumlah nasabah 9.916 atau 71,3% dari total nasabah KPR.
Fidry bilang, pihaknbya sudah mempersiapkan melalui sinergi sesuai regulasi dari regulator dalam menawarkan produk dan layanan digital, seperti Kredit Multi Guna (KMG), KPR, dan KUR & Mikro. Bank ini telah memiliki aplikasi JakOne Smart, yang layanannya akan menggunakan e-Form Digital. Sehingga, dalam pengajuan untuk lending atau kredit ataupun KPR semuanya bisa dilakukan secara digital.
PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) juga turut mendukung dalam mempermudah millenial memiliki hunian. Apalagi kendala bagi kalangan ini belum punya rumah tidak hanya dari sisi financial tetapi juga belum menemukan lokasi atau tipe rumah yang tepat.
Untuk itu, SMF telah menyediakan produk pembiayaan bagi milenial dengan konsep Pembiayaan Perumahan Rent to Own (RTO). “Skema sewa beli ini kelebihannya adalah nanti masyarakat itu menyewa dulu rumah tersebut, jadi kalau mereka berminat atau berkenan nanti mereka bisa konversi untuk membeli,” jelas Heliantopo, Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan SMF.
Ada dua jenis pilihan pembiayaan skema RTO. Pertama, pembelian langsung dengan KPR atau terus menyewa hingga periode tertentu dan selanjutnya rumah tersebut akan dihibahkan.
Namun, SMF tidak menawarkan langsung skema itu ke masyarakat mengingat posisinya sebagai perusahaan pembiayaan sekunder perumahan. Heliantopo mengatakan, pihaknya hanya berperan memberikan pendanaan kepada perbankan untuk menjalankan program tersebut.
Dia bilang, program RTO tersebut saat ini masih dalam tahap piloting yang harapannya dapat disambut baik oleh lembaga keuangan. Menurutnya, produk ini akan membantu masyarakat berpenghasilan tidak tetap untuk bisa punya rumah.
SMF juga memiliki program Efek Beragun Aset (EBA) Retail yang merupakan produk dari proses sekuritiasi. Sesuai namanya, ini merupakan efek yang memiliki agunan atau underlying dan diperdagangkan kepada investor ritel. "Karakteristik EBA Retail tersebut diantaranya memiliki bunga per tahun di atas deposito yaitu 6,5-7,7%, aman karena mendapat rating AAA oleh Pefindo, investasi cukup dimulai dengan Rp100 ribu," ujar Heliantopo.
Sementara menurut Deputi Komisioner Bidang Pengerahan Dana BP Tapera, Eko Ariantoro, ada banyak faktor yang membuat millenial sulit punya rumah. Diantaranya, mereka tidak punya dana darurat dan berperilaku konsumtif.
Data menunjukkan, sebanyak 60% milenial baru memiliki rekening di perbankan. “Artinya, ada sebanyak 40% milenial yang belum mempunyai rekening tabungan di bank. Bagaimana mungkin milenial yang belum memiliki rekening untuk bisa memiliki rumah,” katanya.
Untuk itu, dia memberikan sejumlah tips untuk millenial agar bisa segera punya rumah. Diantaranya, menabung sebelum dibelanjakan, bijak dalam berhutang, prioritaskan antara kebutuhan dan keinginan dan persiapkan dana darurat.
Hadirnya BP Tapera di Indonesia yang menganut azas gotong royong, dapat membantu mewujudkan kepemilikan rumah pertama, renovasi, dan pembangunan rumah dilahan sendiri. Tapera juga menjadi solusi untuk penyediaan dana murah jangka panjang dan berkelanjutan untuk pembiayaan perumahan yang layak huni. Jadi, kaum milenial tidak perlu khawatir lagi, karena semua keresahan tersebut sudah ada solusinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News