kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang Duniatex membengkak, bank tambah provisi


Senin, 18 November 2019 / 20:50 WIB
Utang Duniatex membengkak, bank tambah provisi
ILUSTRASI. Duniatex adalah produsen tekstil terbesar di Indonesia. Duniatex memperluas operasi tenunnya pada tahun 1998 dengan mendirikan PT. Dunia Sandang Abadi dan PT. Delta Merlin Dunia Tekstil. Bersamaan dengan meningkatnya permintaan produk kain kami, maka Duni


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Total utang enam entitas Duniatex Group dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) mencapai Rp 22,36 triliun yang berasal dari 144 kreditur. Nilai ini lebih besar dari laporan Debtwire pada 25 Juli 2019 lalu yang mengutip laporan keuangan pada kuartal I-2019 dengan total utang senilai Rp 18,61 triliun.

Total tagihan Duniatex Group dalam PKPU senilai Rp 22,36 triliun berasal dari 144 kreditur. Perinciannya 58 kreditur separatis (dengan jaminan) dengan nilai tagihan Rp 21,72 triliun, ditambah 86 kreditur konkuren (tanpa jaminan) Rp 641,06 miliar.

Baca Juga: Wow, utang Duniatex mencapai Rp 22,4 triliun dari 144 kreditur

Sejumlah bank yang menjadi kreditur Duniatex juga mencatatkan peningkatan eksposur kredit dari yang didafarkan dengan laporan Debtwire tersebut. Misalnya PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang mencatat kenaikan eksposur dari laporan Debtwire dengan nilai tagihan yang didaftarkan dalam PKPU.

Kuasa Hukum CIMB Niaga Imran Nating menyatakan kepada KONTAN pihaknya telah mendaftarkan tagihan dalam PKPU senilai Rp 367 miliar. Sementara dalam laporan Debtwire, eksposur kredit perseroan senilai Rp 136 miliar.

Terkait hal ini, Direktur Perbankan Bisnis Bank CIMB Niaga Rahardja Alhamzah enggan banyak berkomentar. Ia cuma menjelaskan bahwa pihaknya telah membuat pencadangan yang cukup terhadap eksposur kreditnya ke Duniatex.

Baca Juga: Verifikasi tagihan rampung, utang Duniatex capai Rp 22,4 triliun

“Soal Duniatex saya tidak bisa bicara spesifik, biarkan proses (hukum) yang sedang berjalan. Yang jelas biaya provisi secara keseluruhan meningkat, seperti yang sudah dijelaskan tadi,” katanya usai Public Expose di Jakarta, Senin (18/11).

Dari presentasi yang dipaparkan, beban provisi perseroan memang tercatat meningkat 6,8% (yoy), dari Rp 2,32 triliun pada September 2018 menjadi Rp 2,46 triliun pada September 2019.

Hal serupa juga terjadi di PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dari laporan Debtwire eksposur kredit bank berlogo pita emas ini senilai Rp 1,50 triliun, sementara dalam PKPU perseroan mendaftarkan tagihan senilai Rp 2,2 triliun.

Baca Juga: Pengadilan New York berikan perlindungan hukum untuk Duniatex

Sebelumnya kepada Kontan.co.id, Direktur Manajamen Resiko Bank Mandiri Achmad Siddik Badruddin menyatakan bahwa pihaknya juga telah menyiapkan biaya pencadangan dan provisi terhadap eksposur kreditnya.

“Biaya provisi dibentuk secara gradual, sampai akhir tahun, atau Januari tahun depan setidaknya sekitar 60%-70% yang kita siapkan. Lebih dari cukup, karena kami juga punya agunan,” kata Siddik.




TERBARU

[X]
×