Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengeluaran konsumsi untuk tiga bulan mendatang diperkirakan masih akan meningkat. Itu tercermin dari survei Bank Indonesia (BI) di mana indeks prakiraan konsumsi rumah tangga tiga bulan mendatang yang meningkat dari 162,6 pada bulan sebelumnya menjadi 165,5.
Peningkatan itu didorong oleh permintaan yang diperkirakan akan meningkat memasuki bulan puasa Ramadhan dan perayaan Hari Raya Idulfitri.
Namun, perbankan melihat tantangan kredit konsumer berat. Merebaknya wabah virus corona bisa menekan permintaan kredit konsumsi walaupun dalam dua bulan pertama tahun ini disebut belum memberikan dampak negatif.
Baca Juga: Kredit Korporasi Belum Unjuk Gigi
PT Bank Mandiri Tbk misalnya meskipun masih yakin kredit konsumer tumbuh tahun ini namun perseroan hanya berani memasang target Rp 84 triliun atau tumbuh sekitar 4% dari tahun 2019. Padahal tahun lalu, bank pelat merah ini masih mencetak pertumbuhan kredit konsumer sebesar 7,9%.
Hery Gunardi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, pihaknya akan melakukan sejumlah antisipasi untuk meminimalisir dampak negatif virus corona terhadap kredit konsumsi. "Kami akan mengoptimalkan kredit konsumer berbasis payroll/potong gaji dan value chain guna tetap menjaga produktivitas," katanya pada Kontan.co.id, Rabu (11/3).
Selain itu, Bank Mandiri juga akan fokus melakukan kerja sama channeling dengan e-commerce untuk memperluas jaringan bisnis melalui digital sehingga diharapkan bisa mendorong pertumbuhan kredit konsumsi.
Bank Mandiri melakukan beberapa kerja sama dengan e-commerce guna memperluas jaringan bisnis dan meningkatkan inovasi layanan dan produk kredit konsumer.
Baca Juga: Awal tahun, kredit multiguna tumbuh moncer
Dengan Bukalapak misalnya kerja sama dalam mengembangkan menu kredit Rumah di platform Bukalapak, yaitu menu Bukarumah. Di menu itu, Bank Mandiri nantinya akan menawarkan stok properti di seluruh Indonesia yang berasal dari developer rekanan kepada pengguna Bukalapak.
Sementara pada bulan Januari dan Februari 2020, Kredit konsumer Bank masih mencatatkan pertumbuhan kredit konsumer masing-masing 6,8% dan 8,8%.
Kredit Kendaraan tercatat tumbuh paling tinggi di mana pada Januari naik sebesar 11% dan Februari meningkat menjadi 12% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara PT Bank CIMB Niaga Tbk saat ini masih mempertahankan target pertumbuhan kredit konsumer tumbuh di atas 10%. Perseroan belum ingin merevisi target dulu lantaran masih melihat perkembangan pasar terutama karena dampak dari virus corona.
Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB mengatakan, selama dua bulan pertama tahun ini, CIMB belum merasakan ada dampak negatif virus corona terhadap kredit konsumer perseroan. Realisasinya masih tumbuh dua digit baik Kredit kepemilikan Rumah (KPR) maupun Kartu Kredit.
Baca Juga: Virus corona berpotensi angkat kredit bermasalah bank
Namun, CIMB mengkhawatirkan dampaknya kemungkinan akan terasa mulai pada Maret. "Belum terasa dampaknya 2 bulan pertama. Namun, bisa saja di pertengahan bulan ini kita lihat sehub dgn diumumkannya temuan kasus terinfeksi covid19 beberapa hari terakhir," kata Lani.
Untuk mengantisipasi dampak negatif dari wabah itu, CIMB akan meningkatkan menagemen resiko dengan melakukan analisa kredit dan portofolio management untuk melihat nasabah dan calon nasabah yang terdampak.
Guna mendorong pertumbuhan kredit konsumer, CIMB akan terus menyiapkan program-program dengan rekanan seperti developer, properti agen, dan program di kartu kredit.
Adapun survei BI pada Februari masih menunjukkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap positif. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tetap berada pada level optimis (di atas 100) yaitu sebesar 117,7, meskipun tidak sekuat optimisme konsumen pada bulan sebelumnya dengan IKK sebesar 121,7.
Baca Juga: Di tahun lalu, sekitar 30% penyaluran KPR BRI dilakukan via online
Tetap positifnya optimisme konsumen pada Februari 2020 ditopang oleh persepsi konsumen yang tetap baik terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi ke depan.
Konsumen tetap memandang positif kondisi ekonomi saat ini terutama terkait kondisi penghasilan saat ini dan kemampuan untuk membeli barang tahan lama, meskipun optimismenya tidak sekuat bulan sebelumnya.
Di samping itu, konsumen tetap berekspektasi positif terhadap kondisi ekonomi 6 bulan yang akan datang, baik terkait penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan kondisi kegiatan usaha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News