Reporter: Feri Kristianto | Editor: Roy Franedya
JAKARTA. Asuransi Wahana Tata berencana memperbesar persentase kontribusi jalur distribusi ritel dari 20% menjadi 22,5% tahun ini. Alasannya, jalur distribusi ritel menjanjikan keuntungan lebih tinggi meski preminya kecil.
Menurut M.Th. Ratnawati, Direktur Pemasaran Wahana Tata, premi jalur distribusi korporasi sangat besar, tapi risiko klaim juga besar. Dari total klaim Rp 722 miliar pada tahun 2012, sebagian besar dari klaim korporasi properti serta perusahaan minyak dan gas. Besarnya klaim ini menyebabkan hasil underwriting di kisaran Rp 269 miliar atau stagnan dibandingkan tahun lalu. "Karena itu kami akan meningkatkan kontribusi jalur ritel," ujarnya Kamis (21/3).
Guna mencapai target, asuransi milik Rudy Wanandi ini menerapkan beberapa strategi. Yakni, memperbanyak produk asuransi ritel. Saat ini, produk ritel andalan Wahana Tata adalah Aswata Kirana dan Aswata Kencana yang ditujukan untuk segmen kendaraan bermotor dan properti. Asuransi ini juga akan mengandalkan jalur keagenan untuk menjangkau ritel.
Wahana Tata berharap, kenaikan kontribusi ritel akan menggenjot kinerja keuangan, sembari menekan klaim. Akhir tahun 2012, perusahaan ini mengumpulkan premi Rp 1,6 triliun atau naik 25% dibandingkan tahun sebelumnya. Komposisinya, premi asuransi properti 35%, kendaraan bermotor 32%, asuransi migas 9%. Sisanya dari produk seperti kecelakaan diri, rekayasa, pengangkutan.
Premi tersebut berasal dari beberapa jalur distribusi. Yakni, bank 30%, broker 20%, leasing 15% dan agen 10% Tahun ini, Wahana Tata menargetkan premi Rp 1,8 triliun.
Asuransi ini juga akan meningkatkan layanan. Yang terbaru, Wahana Tata meluncurkan layanan call centre 24 jam. Christian Wanandi, Presiden Direktur Asuransi Wahana Tata mengatakan, layanan ini mempermudah nasabah. Misalnya saja, saat membutuhkan informasi soal klaim dan informasi produk.
Asuransi Jasindo juga akan mengekor Aswata. Maklum, pasar ritel masih besar. Asuransi pelat merah ini berencana menaikkan kontribusi ritel dari 27% menjadi 30% dengan menggenjot asuransi kendaraan bermotor dan properti. "Kebutuhan masyarakat atas kendaraan dan properti masih besar," ujar Solihah, Direktur Keuangan Jasindo. Tahun lalu, Jasindo mengumpulkan premi sekitar Rp 3,9 triliun, tumbuh 5%-10% daripada tahun 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News