Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank penerbit uang elektronik berbasis kartu mengaku imbauan bekerja dari rumah, dan menghindari tempat publik akibat penyebaran virus corona belum mengganggu transaksinya.
Meski demikian, dari catatan Bank Indonesia, dua bulan awal 2020 transaksi uang elektronik baik berbasis kartu maupun server justru tercatat menurun. Pada Desember 2019, volume transaksi mencapai 515,19 juta senilai Rp 16,97 triliun.
Baca Juga: BCA mengantongi penjualan SR012 sebesar Rp 1,5 triliun
Jumlah tersebut merosot pada Januari 2020 dengan volume yang turun 11,11% (mtm) menjadi 457,94 juta transaksi dengan nilai yang menurun 6,46% (mtm) menjadi Rp 15,87 triliun. Pada Februari 2020, volumenya kembali menciut 5,78% (mtm) menjadi 431,46 juta transaksi dengan nilai yang juga turun4,37% (mtm) menjadi Rp 15,17 triliun.
Sebagai catatan, meskipun tergolong sebagai transaksi non tunai, transaksi uang elektronik berbasis kartu mesti dilakukan langsung. Ini berbeda dengan alat pembayaran lainnya seperti kartu debit, kartu kredit maupun uang elektronik berbasis server yang bisa digunakan untuk bertransaksi secara daring.
Uang elektronik berbasis kartu biasa digunakan untuk alat pembayaran transportasi publik, parkir, termasuk di merchant-merchant bank via mesin EDC (electronis data capture).
Vice President E-channel PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Fajar Kusuma Nugraha mengatakan transaksi uang elektronik berbasis kartu perseroan yaitu TapCash sejauh ini memang belum terganggu akibat penyebaran virus corona.
Baca Juga: OJK: Beleid peningkatan modal bank segera terbit
“Belum berdampak sejauh ini, malah kemungkinan transaksi e-channel bisa meningkat. Sejak awal Maret sampai sekarang tercatat ada 138 juta transaksi dengan TapCash dengan nilai kurang lebih Rp 25 triliun,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (18/3).