kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Walau corona merebak, transaksi uang elektronik berbasis kartu belum terganggu


Rabu, 18 Maret 2020 / 20:26 WIB
Walau corona merebak, transaksi uang elektronik berbasis kartu belum terganggu
ILUSTRASI. Kasir peragakan transaksi di kasir Prima Freshmart menggunakan Co-Branding TapCash Prima Freshmart seusai jumpa pers di Grha BNI, Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2019). Transaksi uang elektronik berbasis kartu belum terganggu malau virus corona masih merebak. W


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank penerbit uang elektronik berbasis kartu mengaku imbauan bekerja dari rumah, dan menghindari tempat publik akibat penyebaran virus corona belum mengganggu transaksinya.

Meski demikian, dari catatan Bank Indonesia, dua bulan awal 2020 transaksi uang elektronik baik berbasis kartu maupun server justru tercatat menurun. Pada Desember 2019, volume transaksi mencapai 515,19 juta senilai Rp 16,97 triliun.

Baca Juga: BCA mengantongi penjualan SR012 sebesar Rp 1,5 triliun

Jumlah tersebut merosot pada Januari 2020 dengan volume yang turun 11,11% (mtm) menjadi 457,94 juta transaksi dengan nilai yang menurun 6,46% (mtm) menjadi Rp 15,87 triliun. Pada Februari 2020, volumenya kembali menciut 5,78% (mtm) menjadi 431,46 juta transaksi dengan nilai yang juga turun4,37% (mtm) menjadi Rp 15,17 triliun.

Sebagai catatan, meskipun tergolong sebagai transaksi non tunai, transaksi uang elektronik berbasis kartu mesti dilakukan langsung. Ini berbeda dengan alat pembayaran lainnya seperti kartu debit, kartu kredit maupun uang elektronik berbasis server yang bisa digunakan untuk bertransaksi secara daring.

Uang elektronik berbasis kartu biasa digunakan untuk alat pembayaran transportasi publik, parkir, termasuk di merchant-merchant bank via mesin EDC (electronis data capture).

Vice President E-channel PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Fajar Kusuma Nugraha mengatakan transaksi uang elektronik berbasis kartu perseroan yaitu TapCash sejauh ini memang belum terganggu akibat penyebaran virus corona.

Baca Juga: OJK: Beleid peningkatan modal bank segera terbit

“Belum berdampak sejauh ini, malah kemungkinan transaksi e-channel bisa meningkat. Sejak awal Maret sampai sekarang tercatat ada 138 juta transaksi dengan TapCash dengan nilai kurang lebih Rp 25 triliun,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (18/3).

Saat ini penggunaan TapCash memang didominasi untuk transaksi di segmen transportasi, komposisinya sebesar 47,24% dari total volume transaksi. Sementara sepanjang tahun lalu, transaksi TapCash tercatat mencapai 62,84 miliar dengan nilai Rp 13,71 triliun.

Hal senada juga disampaikan oleh Senior Vice President Transaction Banking and Retail Sales PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Thomas Wahyudi. Ia mengaku sejauh ini memang belum ada perubahan berarti terkait penyebaran virus corona dengan transaksi e-money, uang elektronik berbasis kartu milik Bank Mandiri.

Baca Juga: Buyback saham, Bank Mestika Dharma kucurkan dana Rp 100 miliar

“Transaksi e-money hingga 15 Maret 2020 relatif stabil dengan rata-rata 3 juta transaksi senilai Rp 45 miliar per hari,” kata Thomas kepada Kontan.co.id.

Penggunaan e-money saat ini juga didominasi di sektor transportasi sebesar 90% dari sektor transportasi. Utamanya sebagai alat pembayaran tol, dan transportasi publik seperti bus, dan kereta dalam kota.

Tahun ini perseroan menargetkan transaksi e-money bisa tumbuh hingga 20%. Sementara tahun, lalu bank berlogo pita emas ini mencatat volume transaksi sebanyak 1,2 miliar dengan nilai mencapai Rp 16 triliun.

Baca Juga: Satu pegawai Bank BNI meninggal dunia, begini kata manajemen

Sementara Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indoensia Tbk (BBRI) Handayani mengaku masih akan memantau dampak dari penyebaran virus corona terhadap transaksi uang elektronik perseroan yaitu Brizzi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×