kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Walau diramal membaik di kuartal III, bankir tak mau ngotot salurkan kredit


Kamis, 16 Juli 2020 / 17:11 WIB
Walau diramal membaik di kuartal III, bankir tak mau ngotot salurkan kredit
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di salah satu bank swasta di Jakarta, Rabu (1/4). Walau diramal membaik di kuartal III, bankir tetap tak ngotot salurkan kredit./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/04/2020.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

Pihaknya mengaku tidak terlalu khawatir dengan kredit yang tumbuh negatif, lantaran memang untuk tahun ini pertumbuhan kredit belum menjadi prioritas perseroan. Melainkan menjaga kualitas kredit alias non performing loan (NPL). 

Begitu juga dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang meramal tahun ini realisasi kredit perseroan maksimal akan ada di kisaran 4-5% saja. "Sesuai dengan kondisi perekonomian yang mengalami perlambatan karena Covid-19, tentu akan berdampak pada pertumbuhan kredit," ujar Direktur Keuangan BNI Sigit Prastowo. 

Baca Juga: Bank Dunia memproyeksi ekonomi global bisa minus 5,2% tahun ini

Namun, berbeda dengan bank lain, BNI punya ruang penyaluran kredit yang lebih luas. Terutama setelah mendapat pendanaan pemerintah terkait program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 5 triliun. BNI berkomitmen untuk dapat me-leverage dana tersebut sebanyak 3 kali dan menyalurkannya dalam bentuk kredit sebesar Rp 15 triliun.

Lebih lanjut, Sigit menjelaskan kredit BNI di tahun ini akan difokuskan pada sektor usaha prioritas, khususnya UMKM (KUR) dan sektor padat karya.  Adapun, per Mei 2020 (bank only) Bank BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 540,41 triliun atau tumbuh 7,43% secara yoy. 

Lebih positif, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) malah meyakni kredit masih bisa tumbuh 8% minimal hingga 10% maksimal. Direktur keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengatakan, hal ini disebabkan oleh masih cukupnya likuiditas perseroan untuk memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun. 

Baca Juga: Bank Dunia prediksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh 4,8% pada 2021

"Kami sudah melakukan stress test likuiditas sampai akhir tahun, dan masih aman," kata Ferdi. Adapun, sektor-sektor yang bakal disasar oleh perseroan antara lain kesehatan, pertanian, rumah tangga dan sektor korporasi (penarikan kredit).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×