Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Pun, dari sisi kualitas kredit atau non performing loan (NPL) untuk kredit korporasi tercatat membaik atau lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018 sebesar 1,5% menjadi 1,1% di kuartal III 2019. "Mayoritas NPL didominasi oleh sektor jasa dunia usaha dan manufaktur," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).
Lebih lanjut, bank berlogo 46 ini menambahkan sampai dengan tahun depan, segmen korporasi masih akan menjadi andalan perseroan. "Komposisinya masih akan terjaga di 50%-53% dari total kredit," terang Herry.
Hal ini menurutnya sejalan dengan upaya pemerintah yang terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan global.
Namun, tidak semua bank mencatat NPL korporasi rendah. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) misalnya yang menyebut sampai dengan November 2019, NPL kredit korporasi perseroan sudah mencapai 6,2%.
Baca Juga: Hentikan operasi, Rabobank masih buka peluang bagi investor yang ingin masuk
Kendati tidak merinci secara detail, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Saytagraha mengatakan bahwa mayoritas kredit tersebut bersumber dari sektor konstruksi.
Di sisi lain, walau NPL korporasi meningkat, Ferdian menyebut pihaknya masih akan tetap menjadikan kredit korporasi sebagai salah satu mesin pertumbuhan. "Kredit korporasi memang selalu kami jaga tumbuh minimal 14% (yoy)," pungkasnya.
Sementara itu, secara keseluruhan total NPL Bank Jatim hingga November 2019 tercatat sebesar 3,03%.
Sebagai tambahan informasi saja, Bank Indonesia (BI) dalam analisis uang beredarnya mengatakan total penyaluran kredit perbankan di bulan Oktober 2019 terpantau melambat dengan pertumbuhan hanya sebesar 6,6% secara yoy menjadi Rp 5.531,4 triliun.