Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati kondisi likuiditas dan ekonomi tengah fluktuatif, perbankan tetap melakukan upaya pemenuhan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai net stable funding ratio (NSFR). Aturan ini telah berlaku sejak tahun 2018 terutama bagi bank umum kelompok usaha (BUKU) III dan IV dengan modal inti minimal Rp 5 triliun hingga di atas Rp 30 triliun.
Adapun, OJK mewajibkan seluruh bank BUKU III dan IV dapat memenuhi rasio minimum NSFR sebesar 100%. Lewat pemenuhan rasio tersebut, perbankan diharap mampu memelihara dana stabil yang disesuaikan dengan komposisi aset dan aktivitas rekening administratif bank.
Baca Juga: Akan rights issue Desember 2019, Bank MNC incar dana segar Rp 206 miliar
Salah satu bank yang terus mengupayakan peningkatan NSFR yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan pada kuartal II 2019 pihaknya sempat mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode kuartal I 2019. Tercatat, per Juni 2019 posisi NSFR BTN berada sedikit di atas batas bawah yakni 105,81%, dan menurun 3,85% dari posisi Maret 2019 109,66%.
Penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya peningkatan avaiable stbale funding (ASF) sebesar Rp 2,57 triliun, lebih rendah dari peningkatan required stable funding (RSF) sebesar Rp 8,32 triliun.
Peningkatan ASF terutama berasal dari peningkatan pendanaan nasabah korporasi yang naik Rp 11,73 triliun, sedangkan modal turun sebesar Rp 158 miliar. Selain itu, simpanan yang berasal dari nasabah perorangan dan pendanaan nasabah usaha mikro dan kecil turun Rp 9 triliun secara kuartalan (quarter on quarter/qoq).
Faktor lain yang disebutkan dalam laporannya, peningkatan RSF berasal dari kredit beragun rumah tinggal yang naik Rp 7,85 triliun dana set lainnya naik Rp 1,61 triliun. Sedangkan, total high quality liquid asset (HQLA) turun Rp 1,31 triliun dan transaksi rekening administratif turun sebanyak Rp 109 miliar.
Baca Juga: Soal aliran dana asing ke pasar obligasi Asia, India dan Korsel jadi pemenangnya
Kendati menurun, Mahelan menyebut posisi tersebut sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 101,69%. "NSFR BTN hingga akhir tahun 2019 diperkirakan masih stabil, berada pada posisi di atas 100%," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/9).
Faktor yang mempengaruhi antara lain adanya proyeksi cash in ke dalam neraca keuangan BTN dalam bentuk pinjaman bilateral sebesar Rp 1 triliun pada akhir kuartal III 2019. Selain itu, posisi rasio alat likuid (AL) terhadap non core deposit (NCD) masih berada pada level stabil di atas batas minimal 50%.