kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Duit nasabah di bank menyusut


Selasa, 10 Desember 2013 / 09:31 WIB
Duit nasabah di bank menyusut
ILUSTRASI. Potensi GOTO mencetak laba diperkirakan masih lama dan baru tahun 2025


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Likuiditas di perbankan benar-benar semakin ketat. Alih-alih meningkat, jumlah simpanan nasabah di perbankan justru menyusut.

Tengok saja data simpanan nasabah terbaru yang dirilis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Per Oktober lalu, dana pihak ketiga (DPK) di perbankan Rp Rp 3.514,82 triliun. Jumlah tersebut turun 0,46% ketimbang posisi September 2013 sebesar Rp 3.531,11 triliun. Penurunan terbesar terjadi pada simpanan dengan nominal Rp 2 miliar - Rp 5 miliar yang menyusut 1,54% menjadi Rp 334,21 triliun. Sementara simpanan nasabah dengan nominal di bawah Rp 200 juta masih meningkat meski tipis (lihat tabel).

Meski total rekening nasabah per Oktober 2013 meningkat 2,4% ketimbang bulan sebelumnya, jumlah rekening dengan nominal simpanan di atas Rp 100 juta menyusut. Penurunan paling besar terjadi pada rekening dengan nominal simpanan Rp 500 juta-Rp 1 miliar yang menyusut 1,71%.

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengakui likuiditas perbankan kian ketat menjelang akhir tahun. Untuk menjaga likuiditas, BCA mau tak mau harus menaikkan suku bunga deposito menjadi 7,25% pada Desember 2013. Bulan sebelumnya, suku bunga deposito di BCA masih sebesar 7%.

BCA perlu  menaikkan suku bunga deposito untuk mendongkrak penerimaan sumber dana mahal. Sebab, di tengah likuiditas yang ketat, bank harus memupuk likuiditas untuk menjaga kesehatan bank. Ke depan, BCA akan lebih agresif menghimpun DPK rupiah, baik melalui produk tabungan maupun deposito.

Jahja menambahkan, BCA belum memiliki rencana menaikkan lagi suku bunga deposito. Namun, tak menutup kemungkinan BCA akan kembali mengerek suku bunga deposito, dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas pada awal tahun depan. "Kami akan agresif menghimpun dana sembari melihat kondisi likuiditas pada Januari 2014," kata Jahja. 

Memang, meski mengetat, likuiditas perbankan masih terjaga. Bambang Setiawan, Direktur Compliance dan Human Resource Bank ICB Bumiputera, mengatakan likuiditas di ICB Bumiputera masih terjaga dengan baik. Rasio pinjaman terhadap simpanan alias loan to deposit ratio (LDR) Bank ICB Bumiputera saat ini mencapai 85,59%. "Secara umum tidak ada penurunan simpanan," kata Bambang.

Senada, Widodo Januarso,  General Manager Funding and Services Division Bank Rakyat Indonesia (BRI), mengatakan DPK masih menunjukkan tren kenaikan lantaran BRI berani menawarkan suku bunga tinggi.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×