kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren UMKM yang menjadi rekanan OVO pada 2020 terus meningkat


Jumat, 26 Maret 2021 / 15:42 WIB
Tren UMKM yang menjadi rekanan OVO pada 2020 terus meningkat
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat iklan dompet digital (Ovo, Go Pay, LinkAja) di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi COVID-19 yang sudah setahun lebih melanda Indonesia, bahkan global, membuat para pelaku UMKM melakukan berbagai cara untuk mempertahankan usaha mereka, salah satunya adalah dengan melakukan digitalisasi usaha.

Digitalisasi yang banyak dilakukan oleh mereka adalah dengan mengadopsi metode pembayaran digital melalui uang elektronik, termasuk OVO. 

Sejalan dengan perkembangan digitalisasi usaha para pelaku UMKM, OVO, sebagai platform pembayaran digital, rewards dan layanan finansial terdepan di Indonesia, juga mengalami tren peningkatan jumlah rekanan UMKM sebesar 95% di 2020.  

“Sejak awal kehadirannya, OVO terus berupaya untuk memberdayakan dan merangkul setiap merchant rekanannya, termasuk UMKM, yang memegang peranan penting dalam mengembangkan ekosistem terbuka OVO dan mendorong perekonomian Indonesia. Melihat potensi yang sangat besar dari sektor UMKM, OVO bersama regulator terus mengajak dan merangkul UMKM agar bisa masuk ke ranah digital,” kata Head of Corporate Communications OVO, Harumi Supit dalam siaran pers, Jumat (26/3).

Baca Juga: Ini strategi fintech P2P lending antisipasi risiko pinjaman macet pada tahun ini

Harumi menjelaskan, langkah yang dilakukan OVO sejalan dengan target dari Kementerian Koperasi dan UKM serta pemerintah dalam menargetkan 30 juta UMKM untuk masuk pasar digital pada tahun 2023. Dengan besarnya jumlah penduduk, Indonesia merupakan pasar yang besar untuk produk-produk UMKM.

Karenanya, akselerasi digitalisasi UMKM sangat penting dalam memperluas jangkauan pasar. Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, saat ini sudah ada sebanyak 12 juta UMKM yang go digital (masuk pasar digital). 

Harumi mengungkapkan, salah satu kisah sukses UMKM yang sudah masuk ke pasar digital datang dari Maria Gunawan yang merupakan distributor dari toko roti French Star Bakery.

Maria percaya, bisnis roti tersebut akan tetap tumbuh karena produk roti yang dijual memiliki keunikan tersendiri, yaitu pembuatannya yang melewati proses fermentasi sebanyak dua kali, jadi roti yang dibuat akan lebih sehat dibandingkan roti pada umumnya.

Maria awalnya mencoba untuk membantu menawarkan roti dari toko French Star Bakery ini kepada teman-temannya. Ternyata, roti yang ditawarkan mendapat antusiasme yang cukup tinggi.

Baca Juga: Riset UBS Global ungkap OVO kuasai 30% transaksi pembayaran digital di Indonesia

Akhirnya, pesanan demi pesanan pun mulai berdatangan dan untuk mempermudah proses pencatatan penjualan, Maria memutuskan untuk menggunakan salah satu uang elektronik, yakni OVO sebagai metode pembayaran.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×