kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga BI naik, bank tak merevisi target bisnis


Senin, 02 Juli 2018 / 16:43 WIB
Bunga BI naik, bank tak merevisi target bisnis
ILUSTRASI. Layanan Nasabah Bank


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin menjadi 5,25% di akhir bulanJuni 2018. Toh begitu, sejumlah bank optimistis kinerja tahun ini tak terganggu dan merasa tak perlu merevisi target pertumbuhan kredit.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya, belum berencana merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini. Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengungkapkan, pada semester II 2018 ini pihaknya memang melakukan sedikit perubahan dalam lini bisnis. Hanya saja, perubahan tersebut berbentuk peningkatan produktivitas serta mendorong efisiensi. "Kami berharap tumbuh di atas industri. Revisi yang kami mau dengan meningkatkan produktivitas dan efisiensi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (2/7).

Kenaikan suku bunga acuan BI telah diantisipasi sebelumnya. Dus, BNI tetap yakin pada penghujung tahun 2018 kredit masih akan tumbuh di kisaran 13% sampai 15% dan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di level 11% sampai 13%.

Sejauh ini pertumbuhan kinerja BNI masih sejalan dengan target. Sebagai gambaran, sampai akhir Mei 2018, bank berlogo 46 ini mencatatkan pertumbuhan kredit 12,36% menjadi Rp 421,38 triliun dibanding pencapaian periode sama tahun lalu. Dari sisi penghimpunan DPK, sampai dengan akhir Mei 2018 tercatat tumbuh 15,36% menjadi Rp 486,79 triliun.

Setali tiga uang, PT Bank OCBC NISP Tbk juga belum akan mengubah target kendati suku bunga acuan BI naik. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menuturkan, sampai pengujung kuartal II 2018 kinerja masih sesuai rencana di awal tahun.

"Pertumbuhan kredit dan aset masih sesuai rencana, dan diharapkan target tahun 2018 terealisasi," ujarnya. Sampai dengan akhir Desember 2018, Parwati optimistis, rata-rata pertumbuhan kinerja OCBC NISP berada di kisaran 10% sampai 15%. Terutama dari sisi kredit dan aset.

Catatan saja, berdasarkan laporan keuangan bulan Mei 2018, OCBC NISP membukukan kredit Rp 110,55 triliun. Jumlah tersebut meningkat 16,52% secara tahunan. Sementara dari sisi aset, bank ini mencatat pertumbuhan 21,03% menjadi Rp 169,22 triliun.

PT Bank Pembangunan Daerah Tbk (Bank Jatim) juga yakin kenaikan suku bunga acuan tak mengganggu rencana bisnis. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha menuturkan, pihaknya akan melanjutkan strategi peningkatan teknologi dan optimalisasi bisnis Laku Pandai. Selain itu juga tetap mendorong pertumbuhan kredit dengan menyasar segmen kredit konsumer dan kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Kami target kredit tumbuh 10,65% dan aset naik 15%," tambahnya. Sampai Mei 2018, pertumbuhan kredit Bank Jatim masih satu digit yakni 6,73%. Sementara aset tumbuh lebih tinggi mencapai 10,1% pada pengujung Mei 2018.

Secara industri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai bulan Mei 2018 kredit perbankan tumbuh 10,26%. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan kredit bulan April 2018 yang sebesar 8,94%. Sedangkan DPK perbankan tumbuh lebih rendah yakni sebesar 6,47% per Mei 2018. Dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) belum bergerak dan masih di posisi 2,79% per Mei 2018, sama dengan April 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×