kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI akan memperbanyak instrumen term deposit


Senin, 18 Oktober 2010 / 12:34 WIB
 BI akan memperbanyak instrumen term deposit
ILUSTRASI. Semen Indocement Tunggal Prakarsa INTP


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berencana untuk memperbanyak pilihan instrumen term deposit (TD) dengan berbagai tenor. Dengan demikian, bank nanti digiring untuk tidak hanya berkutat menempatkan dananya di TD tenor satu bulan, namun bisa di TD tenor dua bulan, tiga bulan, bahkan sampai di TD 12 bulan.

Kebijakan ini dalam jangka panjang diarahkan oleh BI untuk menggeser likuiditas menganggur bank yang selama ini lebih banyak parkir di instrumen Sertifikat BI (SBI), agar bergeser ke instrumen baru term deposit. Dengan lebih banyak tersedot ke TD, maka BI akan jauh lebih mudah mengelola ekses likuiditas di sistem keuangan mengingat TD tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder sebagaimana SBI.

Deputi Gubernur BI Budi Mulya menjelaskan, bank sentral terus berupaya mematangkan optimalisasi kebijakan moneter dengan mendiversifikasi alat moneter. Sehingga dalam jangka panjang, BI tidak melulu bergantung pada SBI sebagai penyedot likuiditas. "BI akan terus membiasakan bank dengan term deposit. Kami akan buka TD tenor dua bulan dan seterusnya. Kan ketentuannya sampai 12 bulan. Ini kami lakukan bertahap," jelasnya pekan lalu kepada KONTAN.

TD merupakan instrumen baru yang mulai ditawarkan oleh BI Juli lalu, sebagai bagian dari enam paket kebijakan moneter Juni. Penawaran TD bertenor satu bulan menggantikan SBI 1 bulan. TD sifatnya adalah instrumen moneter di luar surat berharga (non-securities) yang bisa dibeli oleh bank umum dan tidak bisa dipindahtangankan ke pihak lain kecuali kepada BI, apalagi diperjualbelikan di pasar sekunder.

Budi menuturkan, BI saat ini terus mengarahkan bank agar memanfaatkan TD untuk menempatkan dana menganggurnya (idle). Caranya, dengan mengurangi target lelang SBI sehingga bank akan bergeser ke TD. Pasalnya, "Bank akan cari cara supaya likuiditas yang belum terpakai itu (di sisi aset) tetap berikan return yang bagus," katanya.

Tingkat imbal hasil TD tidak jauh berbeda dengan SBI. Bedanya hanya, TD tidak dijual di pasar sekunder. "Nanti TD yang jumlahnya akan besar, saya arahkan ke sana. Ini lebih pada conduct kebijakan moneter yang optimal karena sekali dana itu dikunci oleh bank sentral maka ekses likuiditas yang di luar tidak akan sebesar (sekarang) karena sudah diarahkan di TD," jelasnya. Saat ini, nilai term deposit yang beredar (oustanding) mencapai Rp 120 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×