Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis bank akan menyambut positif rencana bank sentral memperbanyak pilihan tenor instrumen term deposit. Bagaimanapun, bank tidak akan mungkin menggelontorkan likuiditasnya menjadi kredit. Bank tentu akan selalu mencari tempat parkir dana lebihnya di alat-alat likuid yang menawarkan return optimal, supaya bank tetap mendapatkan pendapatan.
Deputi Gubernur BI Budi Mulya menjelaskan, pada setiap lelang BI mempunyai target untuk setiap term deposit dan sertifikat BI (SBI). "Bank masuk tidak sendiri nge-bid ke BI sedangkan sebagai tresuri dia harus yakin bisa masuk SBI, namun karena sulit akibat banyak pesaing, sebagian (dananya) akan ia alihkan ke term deposit," jelas Budi, pekan lalu.
Ekses likuiditas yang semakin menggunung menjadi salah satu alasan BI mendiversifikasi tenor term deposit. "Saya meyakini bank akan lebih berupaya mencari outlet solusi instrumen supaya imbal hasil bisa tetap dijaga dan transaksi tetap lancar. Ini adalah bagian dari pendalaman pasar. Pendalaman pasar bukan berarti kami berikan sesuatu namun bisa juga kami ciptakan sesuatu kemudian dia (bank) bereaksi untuk mencari sesuatu," papar Budi.
Ekses likuiditas saat ini nilainya sudah sangat besar. Bila mengutip outstanding operasi moneter pekan lalu yang mencapai Rp 400-an triliun, maka sebesar itulah ekses likuiditas yang harus diserap BI.
Saat ini nilai term deposit outstanding mencapai Rp 120 triliun. BI berniat akan memperbanyak pilihan tenor term deposit di atas satu bulan. Sehingga bank memiliki lebih banyak pilihan menempatkan dana menganggurnya, tidak terbatas pada term deposit tenor satu bulan atau SBI. Terlebih yield alias imbal hasil yang ditawarkan oleh BI di term deposit tak jauh berbeda dengan SBI. Bedanya hanya, term deposit tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News