Reporter: Feri Kristianto |
JAKARTA. Sepanjang 2011 lalu, manajemen PT BNI Life Insurance harus menelan pil pahit. Laba anak usaha PT Bank BNI Tbk (BBNI) tersebut jeblok menjadi Rp 5 miliar dari tahun sebelumnya Rp 11,5 miliar. Penyebabnya, perolehan premi merosot 20,7% dari perolehan tahun 2010 yaitu Rp 1,3 triliun. Selain itu hasil investasi ikut amblas 51,7% dari tahun sebelumnya Rp 223 miliar.
Direktur Utama BNI Life, A Junaedy Ganie berterus terang, penurunan tahun lalu sudah bisa diprediksi. Sebab, sebanyak 20 produk BNI Life dihentikan pemasarannya. Salah satunya yakni produk Optima Saving alias produk investasi berbasis premi tunggal. Akibatnya, perolehan premi dari unit bancassurance merosot hingga 25%.
Alasan BNI Life menggantinya adalah produk yang baru lebih dibutuhkan masyarakat dan memberikan keuntungan besar bagi perusahaan. Penghentian tersebut juga karena BNI Life ingin fokus ke produk-produk yang lebih menjanjikan. "Bukannya yang dulu tidak menjanjikan tetapi seiring perkembangan, perlu disesuaikan juga," ujarnya, Rabu (1/2).
Junaedy berjanji tahun ini BNI Life akan memperbaiki kinerja. Tak tanggung-tanggung, BNI Life akan tancap gas dengan mematok target laba bersih menjadi Rp 45 miliar alias melejit hingga 800%. Kontribusi terbesar diperkirakan masih berasal dari unitlink. Sedangkan di jalur distribusi, masih mengandalkan bancassurance yang kontribusinya akan diperbesar. Sayang Junaedy tidak mengungkapkan berapa nilainya.
Yang jelas, khusus bisnis baru ditargetkan berkontribusi 72%, sedangkan bisnis lama 28% dari total perolehan premi BNI LIfe. Target nantinya dipatok Rp 1,8 triliun alias tumbuh 67% dari tahun ini.
Junaedy optimis target tersebut akan tercapai. Sebab mereka mengandalkan saluran distribusi bancassurance. Saluran ini potensinya sangat besar. Sayang belum digarap optimimal. Menurut Junaedy, tahun ini akan lebih memaksimalkan potensi pertumbuhan nasabah perbankan.
Selain rencana tersebut, BNI Life tengah merencanakan pembentukan kantor perwakilan 14 kota besar untuk meningkatkan tenaga pemasar. "Paling utama adalah nasabah BNI tetapi potensi di luar BNI juga sangat besar dan akan kami bidik juga," terang pria yang sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Independen BNI Life Insurance ini.
Tidak hanya mengandalkan bancassurance, harapan terbesar juga digantungkan dari membaiknya iklim investasi. Maklum tahun ini mereka akan menginvestasikan dana Rp 3,4 triliun dengan target imbal hasil investasi Rp 360 miliar.
BNI Life juga tidak perlu khawatir soal pendanaan. Lantaran induk perusahaan BNI, akhir tahun 2011 baru saja memberikan tambahan modal Rp 150 miliar. Bank pelat merah tersebut juga memperbesar kepemilikan saham menjadi 92% dari tahun sebelumnya hanya 85%. Sisa saham masih dimiliki oleh yayasan di lingkungan BNI dan yayasan di lingkungan Jiwasraya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News