Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Bisnis industri asuransi jiwa tampaknya bakal semakin ciamik pada tahun ini. Lihat saja pencapaian PT Asuransi Jiwasraya dan PT BNI Life yang moncer di kuartal Iā2011. Jiwasraya berhasil mengantongi laba Rp 70 miliar, tumbuh sekitar 30% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010. Kemudian, BNI Life mendapatkan laba Rp 10,7 miliar.
Hendrisman Rahim, Direktur Utama Jiwasraya, bilang, peningkatan laba itu karena pendapatan premi melonjak. Hal ini terdorong kesadaran berasuransi dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. "Kami berhasil mengumpulkan premi baru Rp 980 miliar, tumbuh 30% lebih," ujar Hendrisman, Rabu (11/5).
Realisasi itu setara dengan 25% target premi tahun ini, Rp 4,1 triliun. Sebagian besar pendapatan premi berasal dari produk asuransi berbasis tabungan, sekitar 60%ā65%. Sisanya dari produk asuransi tradisional dan asuransi berbalut investasi (unitlink).
Peningkatan premi juga mendorong pertumbuhan dana pengelolaan investasi, menjadi Rp 5,8 triliun. Dari dana itu, manajemen mengalokasikan 40% pada instrumen surat berharga, 20%ā25% pada keranjang deposito, 30% pada reksadana, dan sisanya ditaruh pada saham.
Di BNI Life, meski labanya lebih kecil dibandingkan Jiwasraya, pencapaian itu patut diacungi jempol. Ini mengingat, laba di kuartal I itu sudah mendekati pencapain di 2010, yang sebesar Rp 11 miliar. "Kami terus berbenah, agar tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu," kata Azwir Arifin, Direktur Operasional BNI Life.
Ya, tahun 2010 lalu, BNI Life gencar mengeluarkan biaya untuk ekspansi pemasaran. Itu berakibat pada penurunan laba sebesar 45%. Sekarang, BNI Life lebih fokus pada ekspansi produk. Sayang, Azwir enggan menjelaskan produk baru yang bakal dikeluarkan.
Hingga kuartal I, Azwir mengaku, BNI Life mengantongi premi Rp Rp 285 miliar. Itu mencapai 29% dari otal target tahun ini yang sebesar Rp 1,3 triliun. Sementara, aset perusahaan sudah mencapai Rp 21,2 triliun, tumbuh 22%.
Hendrisman dan Azwir optimistis, kuartal selanjutnya bakal mencatatkan kinerja lebih apik. Terutama pertengahan tahun 2011 ini, lonjakan premi bakal lebih besar. "Awal tahun, banyak masih menyimpan dana. Namun, memasuki semester kedua, biasanya banyak premi baru yang masuk," ujar Hendrisman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News