Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tahun lalu menjadi tahun yang kurang bersahabat bagi sejumlah perusahaan asuransi khususnya di lini asuransi Jiwa. Salah satu perusahaan asuransi, Allianz Indonesia, pada tahun lalu hanya mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi bruto (Gross Written Premium) gabungan dari bisnis asuransi jiwa, kesehatan dan kerugian sebesar Rp 9,07 triliun. Pencapaian tersebut hanya naik sebesar 3% dari tahun 2012 sebesar Rp 8,84 triliun.
Khusus dari bisnis asuransi jiwa, Allianz Life membukukan pendapatan premi bruto sebesar Rp 8,34 triliun pada periode yang sama. Ada penurunan drastis dari kontribusi bancassurance terhadap premi bruto karena selesainya kerjasama dengan salah satu bank yang selama ini menjual lima produk memberikan kontribusi cukup besar.
Adapun kontribusi bancassurance dan keagenan mengalami penurunan sebesar 1,5% dari periode yang sama di tahun 2012. Namun segmen komersial mampu menopang pendapatan laba dengan kontribusi sebesar 20,5%.
Country Manager & Presiden Direktur Allianz Life Indonesia, Joachim Wessling mengatakan, asuransi jiwa pada 2013 memang tidak tumbuh sebesar tahun sebelumnya. Joachim menyebut ada dua penyebab lini asuransi jiwa di Allianz tidak berkembang.
Pertama, perlambatan ekonomi yang terjadi pada tahun lalu dan berakhirnya kerjasama Allianz Indonesia dengan Bank Danamon dalam bentuk bancassurance. Padahal selama ini Danamon cukup memberikan kontribusi pada lini asuransi jiwa karena bank tersebut memasarkan lima produk Allianz life. Kontribusi dari bancassurance sendiri cukup tinggi sebesar 58%, sedangkan sisanya dari agen sebesar 27% dan corporate sebesar 15%.
"Kami kehilangan patner bank yang cukup kuat memasarkan asuransi dari Allianz yang berpengaruh pada pertumbuhan tahun lalu khususnya pada semester I. Namun pada semester II sudah ada perbaikan," ujar Joachim.
Kedua, perlambatan ekonomi juga memacu kurang cemerlangnya hasil investasi produk unitlink Allianz. Allianz tercatat memperoleh hasil investasi (investment income) pada tahun lalu sebesar Rp 354 miliar atau menurun sebesar 76,2% dari tahun sebelumnya yang seebesar Rp 1,488 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News