kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

2013, Risiko bisnis bank mulai dihitung


Jumat, 24 Februari 2012 / 08:02 WIB
2013, Risiko bisnis bank mulai dihitung
ILUSTRASI. Volvo. REUTERS/Ints Kalnins/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD PACKAGE - SEARCH 'BUSINESS WEEK AHEAD 6 FEB' FOR ALL IMAGES


Reporter: Nina Dwiantika, Mona Tobing |

JAKARTA. Setelah memberlakukan Basel II pilar I atau rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 8% , dalam waktu dekat Bank Indonesia (BI) akan mengimplementasikan penerapan Basel II khusus pilar II. Konsekuensinya, CAR tetap sebesar 8%, tapi bank harus dapat menilai dan memperhitungkan risiko dari aktivitas yang mereka lakukan.

Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah mengatakan, penerapan pilar II dalam Basel II ini akan berlangsung mulai tahun depan hingga tiga tahun berikutnya. BI optimistis, bank mampu mematuhinya, mengingat rata-rata permodalan bank saat ini cukup kuat. Mayoritas bank memiliki CAR jauh di atas 8%.

Berdasarkan data BI, di Desember 2011, rata-rata rasio CAR, termasuk risiko operasional, sebesar 16%. CAR tersebut terdiri dari modal sebesar Rp 404 triliun dan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Rp 2.520 triliun. "Kami terus memperbaiki permodalan untuk menyesuaikan pada pilar II," kata Halim, Kamis (23/2).

Halim menjelaskan, pada pilar II ini perbankan akan menyempurnakan perhitungan risiko. Misalkan pada pilar I bank cuma memperhitungkan risiko pasar, nah pada pilar II bank akan menambahkan modal dengan menetapkan risiko kredit dan operasional.

Kesiapan perbankan

Dengan memperhitungkan risiko-risiko tersebut, saat ini CAR perbankan sebesar 12%. "Ada beberapa bank yang CAR nya menurun, tetapi itu karena ekspansi mereka besar. Secara bisnis maupun neraca keuangan, mereka cenderung sehat," tuturnya.

Saat ini, bank yang berpotensi CAR-nya tergerus tengah sibuk memupuk modal. Misalnya menerbitkan surat utang atau mengandalkan suntikan modal dari pemegang saham. "Rata-rata bank imbang dalam menambah modal, baik itu obligasi atau tambahan modal dari pemilik," kata Halim. Tetapi, setoran modal dari pemegang saham lebih bagus dibandingkan menerbitkan surat utang karena lebih efisien.

Bank CIMB Niaga misalnya, akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 1,5 triliun. Arwin Rasyid, Presiden Direktur CIMB Niaga mengatakan, aksi korporasi ini sejalan dengan target pertumbuhan kredit sebesar 20% pada 2012.

Pada Desember 2011, CAR CIMB Niaga turun menjadi 13,16% dari Desember 2010 sebesar 13,47%. Penurunan ini lantaran bank membutuhkan tambahan modal untuk menopang ekspansi kredit yang tumbuh 17%. CIMB Niaga akan menjaga angka CAR sebesar 13% sampai akhir tahun.

Sementara Bank Mutiara memilih menerbitkan obligasi junior atau obligasi subordinasi (subdebt) di semester kedua tahun ini. Rencananya bank akan menerbitkan sub private loan senilai Rp 500 miliar, berjangka waktu enam sampai tujuh tahun.

Melalui subdebt ini, CAR bank milik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini akan bertambah sekitar 2%-4%. "Kami akan terbitkan pada semester dua dengan pertimbangan melihat harga di pasar, apakah menguntungkan atau tidak," kata Maryono, Direktur Utama Bank Mutiara. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×