Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BOGOR. PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) menargetkan pertumbuhan penyaluran pinjaman kredit perumahan rakyat (KPR) tahun depan bisa lebih dari 23%.
Presiden Direktur PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Raharjo Adisusanto menilai, potensi pembiayaan KPR masih sangat besar di Indonesia. Saat ini, rasio KPR terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia masih 2,7%.
Angka ini, jauh tertinggal dibanding Malaysia yang sudah mencapai 30%. Karena itu, pihaknya optimistis bisa menggenjot pertumbuhan penyaluran pembiayaan perumahan.
"Jika rata-rata pertumbuhan penyaluran KPR dari perbankan 23%, maka kami menargetkan di atas itu," ujar Raharjo, Jumat (23/11).
Dijelaskan, backlock rumah di Indonesia tercatat 13,6 juta. Sementara permintaan rumah baru setiap tahun mencapai 800 ribu rumah. Dengan asumsi demikian, properti di Indonesia masih bisa berkembang. Ke depan, ia optimistis penyaluran pinjaman maskin besar karena pasar primer masih berkembang.
Berdasarkan laporan kinerja SMF, pinjaman yang telah diberikan per 30 September 2012 sebesar Rp 4,007 triliun. Realisasi tersebut sudah mencapai 88,48% dari rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2012.
Saat ini, SMF telah menggandeng 9 perbankan yang bertindak sebagai penyalur pinjaman KPR. Bank tersebut antara lain BTN (konvensional), Bank Muamalat, Bank Mandiri, BNI Syariah, dan Bank DKI. Adapun BRI Syariah sedang dalam proses kerjasama. Pihaknya berencana menambah perbankan sebagai penyalur pinjaman. Namun, terdapat kendala karena perbankan masih membandingkan tingkat suku bunga yang ditawarkan SMF dengan tingkat suku bunga dana pihak ketiga.
Raharjo bilang, perbandingan itu tidak seimbang. Sebab, idealnya, pembiayaan KPR menggunakan jangka panjang, bukan menggunakan dana pihak ketiga dengan jangka pendek. Ia berharap perbankan bisa menetapkan bunga tetap (fixed rate) hingga jatuh tempo karena pihaknya juga memberikan fixed rate kepada perbankan.
"Kami berharap regulator bisa memberikan insentif-insentif kepada perbankan agar mau memberikan fixed rate dalam jangka panjang," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News