kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

8 Bank memburu modal lebih dari Rp 60 triliun


Jumat, 13 Februari 2015 / 07:26 WIB
8 Bank memburu modal lebih dari Rp 60 triliun
ILUSTRASI. JAKARTA. -Karyawan menunjukkan emas di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta. . KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Likuiditas ketat dan perlambatan kredit membuat bank kesulitan menggenjot laba di tahun 2014. Tahun ini, bank berambisi mempercantik rapor kinerja.

Agar bisa kencang berekspansi, bank memburu dana segar dari pasar keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, setidaknya ada delapan bank yang bakal menerbitkan obligasi di tahun ini.

Irwan Lubis, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK menjelaskan, sejumlah bank melaporkan rencana penerbitan surat utang itu dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2015. Pilihan sejumlah bank itu adalah menerbitkan obligasi maupun medium term notes (MTN).

Bank yang memburu dana jumbo dari pasar modal adalah Bank Tabungan Negara (BTN). Bank ini mengincar dana Rp 11,9 triliun dari obligasi. Selanjutnya, ada Bank Internasional Indonesia (BII), Bank CIMB Niaga, Bank OCBC NISP, dan Bank Pan Indonesia.

Tiga bank BUMN lain juga mengincar dana segar dari investor global. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri bakal menerbitkan surat utang dalam denominasi valuta asing (valas). Total, delapan bank bakal mencari utang hingga lebih dari Rp 60 triliun (lihat tabel).

Hitungan OJK, selama ini 97,9% kredit yang disalurkan bank berasal dari dana pihak ketiga (DPK). Sementara sumber pembiayaan dari pasar modal hanya 2,1%.

Dalam RBB, bank menyatakan, penerbitan obligasi bertujuan untuk memperkuat cadangan likuiditas sekaligus sebagai sumber dana penyaluran kredit. "Ada juga beberapa bank yang ingin obligasi ini masuk perhitungan obligasi subordinasi (subdebt) agar rasio modal 15%," ujar Irwan, Kamis (12/2).

Dia menambahkan, OJK akan memperhitungkan surat utang sebagai subdebt, andai modal pelengkap (tier II) bank masih di bawah 15%.

Wan Razly Abdullah, Direktur Keuangan Bank CIMB Niaga, mengakui, pihaknya memburu dana segar untuk memacu kredit yang ditargetkan tumbuh 12%-13% di tahun ini. "Kami berharap mendapatkan bunga bagus dari rencana penerbitan obligasi ini," ujar Wan.

Andai sukses menggelar obligasi Rp 6,9 triliun di tahun ini, CIMB Niaga bakal melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) di tahun selanjutnya. Total, bank asal Malaysia ini mencari utang Rp 10 triliun-Rp 12 triliun dalam tempo dua tahun.

Achmad Baequni, Direktur Keuangan BRI, mengatakan, penerbitan obligasi valas BRI  senilai Rp 5,8 triliun akan digunakan untuk pembayaran pinjaman yang sudah jatuh tempo. BRI pun bakal menggenjot kredit valas yang mengalir ke sektor infrastruktur dan perkebunan. "Kami bisa sekaligus mengeluarkan angka tersebut dalam tahun ini, namun tergantung market," kata dia.

Sedangkan, Yap Tjay Soen, Direktur Keuangan BNI menyatakan, penerbitan obligasi bertujuan untuk memperkuat lini bisnis anak usahanya, yakni  BNI Syariah. Anak usaha BNI tersebut membutuhkan tambahan modal segar sekitar Rp 750 miliar.    

Rencana penerbitan obligasi bank 2015

Bank Kode  Nilai (Rp triliun)
PT Bank Tabungan Negara Tbk  BBTN 11,9
PT Bank CIMB Niaga Tbk  BNGA 6,9
PT Bank OCBC NISP Tbk NISP 5,4
PT Bank Internasional Indonesia Tbk  BNII 8,4
PT Bank Pan Indonesia Tbk  PNBN 4,9
Dalam Valuta Asing    
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk  BBRI 5,8
PT Bank Negara Indonesia Tbk  BBNI 6
PT Bank Mandiri Tbk BMRI       10,16–12,70*
Total                          59,46–62,00

*Rencana penerbitan sekitar US$ 800 juta - US$ 1 miliar (kurs Rp 12.700 per dollar AS)
Sumber: pemberitaan KONTAN dan KSEI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×