kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi lesu, laba bank melambat


Kamis, 12 Februari 2015 / 06:09 WIB
Ekonomi lesu, laba bank melambat
ILUSTRASI. Cara Menurunkan Berat Badan Secara Alami dengan Jus Buah dan Sayuran, Simak Apa Saja.


Reporter: Adhitya Himawan, Dea Chadiza Syafina, Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rumus bisnis bank itu sederhana. Ekonomi melaju, laba bank melejit. Ekonomi lesu, laba bank ikut ngerem. Wajar jadinya, ketika ekonomi  Indonesia lesu sepanjang tahun 2014, laju laba bank seturut melambat. Hal tersebut tampak pada kinerja keuangan sejumlah bank.

Bank Mandiri, sebagai contoh, memang mampu menjaring laba senilai Rp 19,90 triliun. Namun, laju labanya  melambat ketimbang 2013. Tahun 2013, laba Bank Mandiri tumbuh 17,4%, sementara pertumbuhan laba tahun lalu hanya sekitar 9,34%. 

Padahal, margin bunga bersih alias net interest margin (NIM) Bank Mandiri masih tumbuh, dari 5,74% menjadi 5,97% 2014. Usut punya usut, kinerja anak usaha yang menjadi biang laba Bank Mandiri tak bisa tumbuh tinggi. "Laba bank only (non konsolidasi) saja tumbuh sekitar 12%," tandas Pahala Nugraha Masyuri, Direktur Keuangan Bank Mandiri, Rabu (11/2). 

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, anak usaha yang membuat kinerja Bank Mandiri melambat adalah Bank Syariah Mandiri (BSM). Rasio kredit bermasalah BSM relatif tinggi di akhir tahun lalu yakni sebesar 6,8%. Alhasil, Bank Mandiri menyiapkan provisi atau pencadangan cukup besar. "Bank Mandiri memberikan provisi Rp 1 triliun. Bukan untuk absorb kredit, hanya sebagai cadangan," kata Budi.

Di antara bank BUMN, laju pertumbuhan laba Bank Mandiri paling buncit. Bank BNI tercatat sebagai bank BUMN dengan pertumbuhan laba tertinggi karena naik 19,12%. Tapi, laju laba BNI juga lebih lambat dari tahun sebelumnya yang mencapai 28,5%.

Adapun Bank Rakyat Indonesia (BRI) membukukan pertumbuhan laba 14,35% di tahun lalu. Secara nominal, laba BRI paling besar yakni Rp 24,2 triliun.

Nasib Bank CIMB Niaga juga tak lebih baik. Laba bank milik kelompok usaha dari Malaysia ini malah merosot 49,13% menjadi Rp 2,34 triliun. Padahal tahun sebelumnya, Bank CIMB Niaga mencatatkan laba Rp 4,60 triliun. 

Penurunan laba CIMB Niaga berkebalikan dengan laju pertumbuhan kreditnya. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatata, jumlah kredit yang disalurkan CIMB Niaga tumbuh 13,83% dari tahun 2013 menjadi Rp 163,51 triliun.

Wan Razly, Direktur Strategy & Finance Bank CIMB Niaga tak menjelaskan kenapa laba CIMB merosot. Ia hanya bilang, kelesuan ekonomi Indonesia berpengaruh ke perlambatan pertumbuhan kredit perbankan. "Namun kredit CIMB Niaga masih tumbuh dengan cukup baik," kata Wan Razly, Rabu (11/2). 

Nah, tahun ini, bankir lebih optimistis dana akan menggenjot kredit. Budi menargetkan, kredit Bank Mandiri tumbuh 15%-17%, sementara tahun lalu hanya tumbuh 12,2%.

Sebelumnya, Achmad Baiquni, Direktur Keuangan BRI menyebut, BRI menargetkan kredit tahun ini naik 15%-17%. Sedangkan, laba BRI ditargetkan tumbuh 10%-12%.

Doddy Arifianto, Kepala Divisi Risiko Ekonomi dan Sistem Perbankan LPS, memproyeksikan, tahun ini pertumbuhan bisnis perbankan akan konservatif. Sebab, ekonomi akan melambat, dan likuiditas perbankan masih ketat.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×