kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AAJI kaji penurunan biaya ujian agen


Kamis, 27 Juni 2013 / 08:06 WIB
AAJI kaji penurunan biaya ujian agen
ILUSTRASI. Promo Kartu Kredit Mandiri, Diskon Tiket Pesawat, Hotel & Tes Covid 19 s.d Rp300.000


Reporter: Mona Tobing | Editor: Roy Franedya

BANDUNG. Target pertumbuhan agen berlisensi memaksa Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) berinovasi. Tahun ini, AAJI menargetkan agen berlisensi mencapai 420.000 dan di 2015 mencapai 500.000 agen. Demi menggapai target , AAJI mengkaji pemangkasan kembali tarif ujian sertifikasi agen. Awal 2013, tarif sertifikasi turun 36% dari Rp 325.000 ke Rp 225.000.

AAJI juga berencana menurunkan biaya continue profesional development  atau program pengembangan lanjutan agen (CPD) hingga 36%. Saat ini, biaya CDP Rp 75.000 per jam. Agar lulus CDP, agen harus belajar 30 jam dalam setahun selama 3 tahun.

Benny Waworuntu, Direktur Eksekutif AAJI, mengatakan, semakin murah biaya ujian sertifikasi, banyak agen terdorong mengikuti ujian demi mendapat lisensi. "Dampaknya, tenaga  pemasaran semakin berkualitas, kompeten dan paham akan produk asuransi jiwa," ujar Benny. AAJI optimistis, biaya lisensi agen yang lebih murah dapat mengerek pertumbuhan tenaga pemasar.

Wiliam Kuan, Ketua Bidang Kanal & Distribusi AAJI, menegaskan pertumbuhan asuransi jiwa di Indonesia disokong oleh agen yang bagus. "Agen yang paham produk asuransi," imbuh William.

Pemangkasan biaya ujian sertifikasi terbukti efektif. Berdasarkan data AAJI, pasca penurunan biaya jumlah agen yang ikut sertifikasi naik 20% - 25%, menjadi 10.000 - 12.000 agen. Sebelumnya, yang mengikut ujian 9.000 - 10.000 agen saban bulan. Walhasil, pertumbuhan agen bersertifikasi Maret dan April melebihi prediksi pertumbuhan agen tahun 2013, yaitu 13,9%.

Oey Tjun Seng, Distric Manager Asuransi Manulife Indonesia, mengatakan tarif murah lebih membantu agen. "Jangan sampai gratis, hasil tidak maksimal," katanya. Masyarakat lebih percaya agen bersertifikat karena mampu menjelaskan produk lebih baik, sehingga calon nasabah tak merasa tertipu.

Agen memang ujung tombak. Bancassurance tak mampu menjangkau masyarakat hingga ke pelosok. Saat ini, baru 18% dari 240 juta penduduk Indonesia yang berasuransi

Akhir tahun lalu, kontribusi agen di asuransi jiwa kalah dari bancassurance. Data AAJI menunjukkan, bancassurance berkontribusi 40,4% dari total premi. Sementara agen melorot ke posisi kedua dengan kontribusi 38,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×