Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Premi bruto asuransi kredit tercatat sebesar Rp 5,75 triliun tumbuh 93,3% yoy dari Juni 2018 sebesar Rp 2,97 triliun. Dody mengatakan pertumbuhan pendapatan premi asuransi kredit memang tumbuh tinggi namun hal ini juga sebagai tantangan.
Lantaran kenaikan klaim yang cukup tinggi sehingga harus menjadi perhatian bagi underwriter perusahaan.
Baca Juga: Hari pelanggan, Adira Finance undang pelanggan dan kenalkan Autocillin Mobile Claim
“Ini sekaligus menjadi tantangan bagi industri asuransi kredit, kebanyakan asuransi kredit diberikan untuk kredit konsumtif. Ini cukup seksi, lima tahun terakhir direbutkan oleh para pemain dimana tarif preminya rendah tapi pangsa pasarnya besar,” tambah Dody
Pencapaian asuransi kredit pada Juni 2019 merubah pangsa pasar lini asuransi umum. Bila pada semester 1 2018 lalu kontribusi terbesar disumbangkan oleh asuransi kendaraan bermotor hingga 27,8% lalu diikuti oleh harta benda 25,2%.
Sedangkan posisi ketiga ada asuransi kecelakaan diri dan kesehatan menyumbang 10,2%.
“Pada semester 1 2019 terjadi pergeseran pangsa pasar dimana lini bisnis asuransi harta benda sebesar 26,55% lalu asuransi kendaraan bermotor 23,2%," tambah Trinita.
Baca Juga: Tak lagi jadi calon induk holding BUMN asuransi, ini kata Jasa Raharja
"Sedangkan posisi ketiga dicapai oleh lini bisnis asuransi kredit dengan proporsi sebesar 14.4% meninggalkan asuransi kecelakaan diri dan kesehatan yang terus menurun,” ujarnya.
Adapun pendapatan premi bruto perusahaan asuransi umum mencapai Rp 39,95 triliun hingga Juni 2019. Nilai ini tumbuh 20,6% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu sebanyak Rp 33,31 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News