Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
Sedangkan pada kuartal ketiga 2018 lini bisnis yang menyumbang kontribusi bisnis terbesar adalah asuransi kendaraan bermotor sebanyak 28,7% dari total premi kala itu. Lalu asuransi harta benda sebanyak 25,5% dan diikuti oleh asuransi kecelakaan diri dan kesehatan 9,8%.
“Asuransi kesehatan tumbuhnya tidak terlalu tinggi sebab menyasar segmen pengguna di atas BPJS. Jadi menggarap tertanggung yang berbeda dengan BPJS. Tapi orang-orang yang ingin punya pengalaman lebih yang tidak dibatasi oleh BPJS. Ternyata pertumbuhan lini ini kalah cepat dibandingkan pertumbuhan asuransi kredit,” jelas Dody.
Baca Juga: Asuransi umum menanti kepastian aturan insurtech
Berdasarkan data AAUI pendapatan premi asuransi umum hingga September 2019 tercatat senilai Rp 57,9 triliun. Nilai ini tumbuh 20,9% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 47,9 triliun.
Adapun premi lini bisnis harta benda tumbuh 23,7% dari Rp 12,19 triliun menjadi Rp 15,08 triliun pada kuartal ketiga 2019. Sedangkan pendapatan premi dari lini bisnis kendaraan bermotor hanya tumbuh 1,1% yoy menjadi sebesar Rp 13,91 triliun.
Baca Juga: AAUI minta penerapan insurtech bisa paperless
Sedangkan asuransi umum mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi 104% yoy dari Rp 4,63 triliun menjadi Rp 9,44 triliun hingga September 2019. Adapun lini bisnis asuransi kecelakaan diri dan kesehatan hanya tumbuh 6,4% dari Rp 4,68 triliun menjadi Rp 4,98 triliun pada kuartal ketiga 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News