Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menilai risiko electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik yang masih tinggi menjadi tantangan bagi industri untuk mengeluarkan produk asuransi. Dengan demikian, perlu dilakukan kajian lebih dalam terkait hal itu.
Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwiyanto mengatakan kendaraan listrik merupakan jenis risiko baru. Oleh karena itu, dia menyebut memang butuh waktu untuk pengembangan asuransi jenis tersebut.
"Perlu dipelajari lebih dalam lagi mengenai asuransi kendaraan listrik yang mana risikonya akan cukup berbeda dengan mobil konvensional. Dengan demikian, perusahaan asuransi harus lebih berhati-hati lagi dalam cara cover-nya, menentukan harga, dan pengelolaan risikonya," ucapnya kepada Kontan.co.id, Rabu (19/10).
Bern mengungkapkan nantinya produk asuransi kendaraan listrik harus dipisahkan dengan kendaraan konvensional karena risiko yang berbeda.
Baca Juga: Asuransi Cakrawala Menyebut Porsi Produk Asuransi EV Tak Sampai 5%
Dia pun mengutarakan sampai saat ini sudah ada beberapa perusahaan asuransi umum yang memberikan pertanggungan terhadap kendaraan listrik. Akan tetapi, skemanya masih memakai yang konvesional, kecuali pertanggungan untuk baterainya.
Bern menyampaikan terkait detail produk asuransi tersebut semua tergantung masing-masing perusahaan. Dia tak menampik sebenarnya bisa saja industri asuransi ke depannya mengadopsi produk asuransi dari negara lain terkait kendaraan listrik dan tinggal melihat regulasi yang diterapkan di Indonesia.
"Kami sempat bertemu dengan sesama asosiasi-asosiasi asuransi di ASEAN pada Desember 2022 di Bangkok, Thailand. Berdasarkan diskusi tersebut, kelihatannya masih dalam tahapan yang sama-sama mencari skema untuk kendaraan listrik," katanya.
Bern menceritakan dalam pertemuan tersebut sempat bertemu juga dengan asosiasi asuransi dari Jepang yang notabenenya salah satu leader produsen mobil terbesar.
Dia pun mengungkapkan asosiasi asuransi dari Jepang juga masih dalam tahapan yang sama, yakni pengembangan. Salah satu pertimbangannya karena populasi kendaraan listrik masih sedikit, ditambah suku cadangnya masih belum banyak dan mahal.
Baca Juga: Pembiayaan Kendaraan Listrik Semakin Menggeliat
Sementara itu, Bern mengakui AAUI memang mendukung program pemerintah saat ini dalam mencanangkan Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dalam menuju pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dia menjelaskan lini bisnis asuransi kendaraan bermotor diprediksi masih menjadi salah satu kontributor utama premi industri asuransi umum. Oleh karena itu, Bern menyebut asuransi untuk kendaraan listrik itu adalah area yang perlu dicermati lebih jauh lagi ke depannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News