kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Ada peluang pembiayaan mobil listrik, MTF: Komitmen APM menentukan risiko pembiayaan


Senin, 08 Juli 2019 / 17:02 WIB
Ada peluang pembiayaan mobil listrik, MTF: Komitmen APM menentukan risiko pembiayaan


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan multifinance mulai menghitung untung rugi dalam menggarap bisnis pembiayaan mobil listrik. PT Mandiri Tunas Finance (MTF) misalnya mengaku ada peluang bisnis bagi perusahaan menggarap produk baru ini.

Direktur PT Mandiri Tunas Finance Harjanto Tjitohardjojo bilang MTF mendukung perkembangan industri otomotif termasuk mobil listrik. Namun dalam membidik produk ini, Ia mengaku secara risiko ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

"Pertama komitmen agen tunggal pemegang merek (ATPM) dan Agen Pemegang Merek (APM) terkait keberlangsungan produk mereka kedepan. Misalnya bagaimana dengan aftersales seperti sparepart. Selain itu, keseriusan berinvestasi di Indonesia. Juga terkait kualitas produk yang diberikan," ujar Harjanto kepada Kontan.co.id pada Senin (8/7).

Lanjut Harjanto, regulasi dari pemerintah mengenai mobil listrik juga harus tegas dan jelas. Catatan Kontan.co.id, pemerintah sudah menyiapkan dua rancangan pengembangan mobil listrik.

Pertama, rancangan beleid percepatan kendaraan berbasis elektrik. Kedua, rancangan aturan yang berkaitan dengan pajak barang mewah (PPnBM) industri berbasis elektrik termasuk mobil hibrida. Namun dua aturan ini belum juga diterbitkan.

Selain itu, Harjanto menilai juga perlu menganalisa lebih jauh segmen konsumen dari mobil listrik ini. Beserta kesiapan infrastruktur yang mendukung industri mobil listrik seperti tempat mengisi ulang daya.

"Mobil listrik bisa jadi peluang ke depan, kita siap garap bila poin-poin di atas terpenuhi. Namun untuk mobil listrik bekas belum jadi fokus bagi MTF. Karena secara risiko, mobil bekas lebih besar," jelas Harjanto.

Ia juga mengaku meskipun memiliki peluang, hingga saat ini belum ada permintaan kendaraan mobil listrik di dalam negari. Lantaran belum ada APM yang meluncurkan penjual mobil listrik. hal. "ini terkait regulasi pemerintah, kesiapan infrastruktur dan komitmen APM juga," tegasnya.

Asal tahu saja, realisasi pembiayaan MTF per Mei 2019 mencapai Rp 11,8 triliun. Nilai ini tumbuh 4,42% secara tahunan atau year on year (yoy) dari pencapaian Mei 2018 yang sebesar Rp 11,3 triliun.

"Kinerja ini ditopang oleh pembiayaan mobil komersil dan korporasi. Sedangkan mobil penumpang masih minus. Pada Ramadan lalu kami kerjasama dengan agen pemegang merek (APM) untuk program hadiah dari masing-masing APM Bersama MTF. Event ini digelar di Pondok Indah Mall dan beberapa lokasi lainnya," tambah Harjanto.

Ia menambahkan, kegiatan ini turut memberikan kontribusi kepada kinerja pembiayaan MTF. Harjanto mencatatkan pembiayaan sepanjang Mei mencapai Rp 2,7 triliun. Padahal pada bulan biasanya seperti sepanjang April hanya Rp 2,2 triliun.

MTF menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 29 triliun tahun ini. Guna mencapai target, MTF menyiapkan pendanaan sebesar 65% dari perbankan, yang mayoritas dari Bank Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×