kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada relaksasi PPnBM mobil baru, AAUI: Daya beli diharapkan tetap bagus


Selasa, 23 Februari 2021 / 16:42 WIB
Ada relaksasi PPnBM mobil baru, AAUI: Daya beli diharapkan tetap bagus
ILUSTRASI. Karyawan melintas di depan logo sejumlah perusahaan asuransi umum di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, Jakarta, Rabu (18/11). pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/11/2020.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembebasan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) diharapkan mendorong bisnis asuransi kendaraan tahun ini. Sebab, daya beli masyarakat akan kendaraan bermotor berpotensi tumbuh. 

"Dengan adanya pajak 0% maka orang-orang tergerak untuk konsumsi kendaraan. Apalagi, perbankan juga memberikan DP 0% (kredit kendaraan)," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Dody Dalimunthe dalam paparan kinerja industri asuransi umum 2020, Selasa (23/2). 

Meski berpotensi tumbuh, namun asosiasi berharap daya beli masyarakat tetap bagus untuk ke depannya. Karena 80% bisnis asuransi umum berasal dari kendaraan bermotor baik dari lini bisnis asuransi kendaraan hingga asuransi kredit. 

Baca Juga: Ekonom: Kasus BPJS-TK tidak bisa disamakan dengan kasus Jiwasraya dan Asabri

"Jangan sampai ini berdampak, ketika stimulus tidak ada, terus mereka tidak menyelesaikan pembayaran cicilan kepada multifinance," ungkapnya. 

Jika debitur menunggak kredit, akan berdampak pada peningkatan klaim asuransi. Menurut Dody, hal ini akan menjadi moral hazard atau asuransi umum akan menanggung risiko moral akibat kebijakan pajak 0% tersebut. 

Merujuk data AAUI, premi asuransi kendaraan turun 21,3% sepanjang 2020 menjadi Rp 14,73 triliun akibat penurunan penjualan otomotif. Sementara premi asuransi kredit tumbuh 5,9% dari Rp 15,51 triliun di 2019 menjadi Rp 16,43 triliun pada 2020. 

Baca Juga: AAUI proyeksi klaim banjir pada properti akan lebih besar

Tak berbeda jauh dengan asosiasi, BRI Insurance juga memperkirakan pembebasan pajak tersebut membuat harga kendaraan menjadi lebih murah dan minat masyarakat untuk membeli kendaraan ikut meningkat. 

"Kalau permintaan kendaraan baru meningkat maka otomatis ada peningkatan asuransi kendaraan yg berdampak pada peningkatan perolehan premi," terang CEO BRI Insurance Fankar Umran. 

Dengan begitu, pemain asuransi kendaraan tahun ini bisa membaik. Misalnya saja, Asuransi Cakrawala menargetkan premi asuransi kendaraan tahun ini mencapai Rp 500 miliar, atau naik dari 2020 sebesar Rp 300 miliar. 

"Sampai Januari 2021, bisnis asuransi kendaraan sejauh ini oke. Kami berharap premi tahun ini lebih bagus dari 2020 karena pasti pengaruh dari kebijakan itu," kata Wakil Direktur Utama Asuransi Cakrawala Nicolaus Prawiro. 

Baca Juga: Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia sebut sudah ada pengajuan klaim banjir

Pada tahun 2020 lalu, lini bisnis asuransi kendaraan bermotor turun 40% seiring dengan lesunya permintaan otomotif. Guna memacu bisnis di 2021, Asuransi Cakrawala akan memperluas mitra dari perusahaan pembiayaan dan perbankan.

Secara keseluruhan, total premi perusahaan mencapai Rp 1,25 triliun naik 2% dibandingkan total premi 2019 yang Rp 1,23 triliun. Hal ini didorong pertumbuhan premi asuransi kebakaran dan asuransi properti. 

Selanjutnya: Aswata bayar klaim terkait banjir hampir Rp 130 miliar sepanjang 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×