Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Di periode itu, KMK di beberapa sektor masih tumbuh baik seperti pengangkutan, pergudangan dan komunikasi, jasa pelayanan sosial, konstruksi serta pertambangan. Sedangkan yang paling melambat berasal dari sektor perdagangan, restoran dan hotel, jasa dunia usaha, serta listrik, gas dan air.
Sementara penempatan dana pemerintah sebesar Rp 30 triliun di Bank Himbara ditujukan menggairahkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat di tengah pandemi lewat pemberian kredit baru. Dari penempatan itu, BNI menerima sebesar Rp 5 triliun. Perseroan berkomitmen untuk dapat me-leverage dana tersebut sebanyak 3 kali dan menyalurkannya dalam bentuk kredit sebesar Rp15 triliun.
Baca Juga: Harga mobil bekas lebih murah, permintaan kreditnya pun mulai melaju
Hingga 22 Juni 2020, total kredit yang direstrukturisasi BNI telah mencapai Rp 695,3 triliun atau terdiri atas 6,35 juta debitur. Itu sudah mencapai sekitar 90%-95% dari total potensi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.
Sementara Direktur Retail Banking Bank Permata Djumariah Tenteram mengatakan, penjaminan itu akan menjadi penggerak bagi perbankan dalam menyalurkan pinjaman terhadap UMKM dengan kebijakan restrukturisasi kredit.
"UMKM merupakan salah satu nasabah strategis kami yang banyak terdampak akibat pandemi COVID-19. PermataBank siap untuk memberikan dukungan terhadap program Penjaminan Kredit Modal Kerja Bagi UMKM,” kata Djumariah.
Baca Juga: Walau saat ini masih stabil, OJK tetap soroti likuiditas dan permodalan bank
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News