Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dukungan pemerintah lewat penjaminan kredit modal kerja (KMK) dan penempatan dana pada bank Himbara diperkirakan akan mendorong ekspansi kredit modal kerja tahun ini. Sehingga kredit segmen ini diperkirakan bisa tumbuh lebih baik dibanding tanpa ada dukungan.
Pemerintah telah menganggarkan Rp 5 triliun ke dalam program penjaminan modal kerja bagi pelaku usaha UMKM agar bisa ekpansi lagi. Penjamina itu dilakukan lewat Askrindo dan Jamkrindo.
Baca Juga: Pangsa pasar bank cilik makin menciut, OJK soroti soal penguatan modal
Sebanyak 13 bank telah meneken kerjasama penjaminan tersebut pada Rabu (8/7) diantaranya BRI, BRI Agro, Bank Mandiri, BNI, Bank BJB, BCA, BTN, Bank Jatim, Bank Jateng, Bank Permata, Nobu Bank, Bank Maybank, dan Bank BTPN.
Dengan jaminan tersebut diharapkan perbankan tidak khawatir lagi memberikan kredit modal kerja kepada debitur yang melakukan restrukturisasi. Sementara debitur-debitur setelah melakukan restrukturisasi tentu membutuhkan modal baru untuk melanjutkan kembali operasi bisnisnya.
BNI optimis bisa mendorong pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) sekitar 5%-6% tahun 2020 ini dengan adanya jaminan kredit modal kerja yang diberikan serta penempatan dana pemerintah kepada bank Himbara. Itu lebih tinggi dari target kredit perseroan secara keseluruhan tahun ini yakni tumbuh sekitar 4%.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama BNI Herry Sidharta pada Kontan.co.id, Kamis (9/7). Ia berharap, pertumbuhan KMK yang cukup agresif tersebut dapat membantu sektor riil untuk segera pulih dan pada akhirnya mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga: Sektor perbankan Indonesia dikuasai asing? Ini kata OJK
Ekspansi kredit modal kerja BNI akan ditujukan ke sektor ekonomi pada karya seperti sektor pertanian termasuk di dalamnya perikanan dan peternakan, fast moving consumer good (FMCG), distribusi/logistik, serta sektor makanan dan minuman. "Sektor-sektor tersebut juga dianggap terdampak covid-19 dengan kriteria low impact sehingga diharapkan dapat segera pulih," kata Herry.
Selain itu, BNI juga akan berupaya menyalurkan kredit modal kerja itu kepada debitur yang memiliki orientasi ekspor. Per Mei 2020, realisasi KMK BNI mencapai Rp 284,4 triliun atau 53% dari total loan perseroan.
Di periode itu, KMK di beberapa sektor masih tumbuh baik seperti pengangkutan, pergudangan dan komunikasi, jasa pelayanan sosial, konstruksi serta pertambangan. Sedangkan yang paling melambat berasal dari sektor perdagangan, restoran dan hotel, jasa dunia usaha, serta listrik, gas dan air.
Sementara penempatan dana pemerintah sebesar Rp 30 triliun di Bank Himbara ditujukan menggairahkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat di tengah pandemi lewat pemberian kredit baru. Dari penempatan itu, BNI menerima sebesar Rp 5 triliun. Perseroan berkomitmen untuk dapat me-leverage dana tersebut sebanyak 3 kali dan menyalurkannya dalam bentuk kredit sebesar Rp15 triliun.
Baca Juga: Harga mobil bekas lebih murah, permintaan kreditnya pun mulai melaju
Hingga 22 Juni 2020, total kredit yang direstrukturisasi BNI telah mencapai Rp 695,3 triliun atau terdiri atas 6,35 juta debitur. Itu sudah mencapai sekitar 90%-95% dari total potensi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.
Sementara Direktur Retail Banking Bank Permata Djumariah Tenteram mengatakan, penjaminan itu akan menjadi penggerak bagi perbankan dalam menyalurkan pinjaman terhadap UMKM dengan kebijakan restrukturisasi kredit.
"UMKM merupakan salah satu nasabah strategis kami yang banyak terdampak akibat pandemi COVID-19. PermataBank siap untuk memberikan dukungan terhadap program Penjaminan Kredit Modal Kerja Bagi UMKM,” kata Djumariah.
Baca Juga: Walau saat ini masih stabil, OJK tetap soroti likuiditas dan permodalan bank
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News